Minggu, 31 Mei 2015

Hana? Kirai yo! (chapter 3)



Judul: Hana,Kirai yo.. (chapter 3)
Genre: Fantasy, Horor, Romance, Supernatural

“Hmm,, sou ka? Nee-chan kau harus lebih berhati-hati! Ittekimasu!!”  Teriakku sambil menuju sekolah

“Arrgg!! Aku sangat marah karena kejadian itu, gara-gara keasyikan meramu parfum, tangan Nee-chan terluka terkena pecahan kaca dari peralatannya. Tadi juga dia bersifat aneh sebenarnya apa yang Nee-chan sembunyikan dariku. Tadi yang dibicarakan Luka-Nee, mereka siapa ya? (bingung) Ah.. Sudahlah memikirkan semua itu hanya membuatku pusing saja.. “ Gumamku.

Terlihat banyak bunga di pinggiran jalan, tanpa pikir panjang aku langsung menghancurkan bunga-bunga itu.
“Baka! Pagi ini aku sangat marah! Ditambah lagi melihat bunga-bunga bodoh ini! Hancurkan-hancurkan!!” Teriakku sambil merobek bunga-bunga itu.
Disaat aku merobeknya tiba-tiba tubuhku menjadi sakit, dan anehnya bunga itu menjadi utuh lagi. Ku robek berkali-kali, tapi itu percuma. Bunga itu menjadi utuh kembali.

“Hah? Ada apa ini? T-tidak mungkin, pasti hanya kebetulan. Lebih baik aku mencobanya lagi, rasakan ini! Rasakan ini!” Teriakku sambil meninjak bunga itu berkali-kali untuk memastikan.

Disaat itu juga badanku terasa sakit, seperti ditinjak sesuatu. Dan seketika bunga itu menjadi utuh kembali.
“AKKKKKKKKKK!!!!!!” Teriakku terduduk karena kesakitan.
Setelah ku berhenti meninjak bunga itu, rasa sakit dari tubuhku menghilang begitu saja.

“Ini tidak mungkin kan? Pasti sekarang aku tak enak badan, sebaiknya aku pulang ke rumah sekarang. Mengistirahatkan diriku” Gumamku ketakutan.

Suasana pagi ini tak seperti biasanya,  biasanya jalanan ini mulai dipenuhi banyak orang. Tapi sekarang tidak, hanya ada satu dua orang yang lewat.  Sehingga tak ada orang yang melihat ku saat itu, ku beranikan diri menengok ke belakang, melihat bunga-bunga tadi. Bunga-bunga itu tersusun dengan rapi sama seperti sebelum ku hancurkan.

Perjalanan pulang ke rumah. Dari kejauhan terlihat 2 polisi yang sedang berjaga-jaga, mereka yang pernah menegurku karena selalu menghancurkan bunga-bunga dipinggir jalan. Apa karena ditegur polisi, aku akan berhenti begitu saja?

Perlahan kulewati mereka berdua, mereka tak menegurku. Mungkin mereka sudah lupa wajahku.
“Yokatta..” Gumamku sedikit tenang.
 
Tiba-tiba saja aku tak sengaja mendengar percakapan dua polisi itu tentang pembunuhan berantai yang terjadi kemarin, di jalan yang sering dilalui Gakupo. Anehnya tidak ada bekas darah sama sekali di jalan itu, hanya ada bangkai korban yang mengurus & kering. Keadaan tubuh korban itu hanya tersisa tulang saja dilapisi oleh kulit.

“Jika berita tentang pembunuhan itu dibicarakan oleh polisi, berarti benar. Untung saja aku sempat menyuruh Gakupo untuk tidak melewati jalan itu. Jika aku tak sempat menyuruh Gakupo sama seperti aku tak sempat menegur Ayah untuk lebih berhati-hati sebelum kecelakaan itu terjadi, maka aku akan menyalahkan diriku sendiri seumur hidup”Gumamku.

Sesampai dirumah aku langsung pergi ke dapur, meminum sesuatu untuk sedikit menenangkan diri. Kalau aku pulang cepat seperti ini, pasti Luka-Nee akan cerewet menanyaiku. Untung saja dia tak ada dirumah, mungkin dia sedang bekerja. Umurku dan Luka-Nee berbeda 11 tahun. Sekarang dia bekerja sebagai pegawai di sebuah perusahaan.

Sebenarnya bisnis parfum ini turun menurun, setiap keturunan harus menjalankan bisnis ini. Tapi aku tak ada keinginan sedikitpun untuk menjalankannya, biarlah Luka-Nee yang melakukannya.

 Toko parfumku, *eh—bukan maksudku toko parfum Luka-Nee, akhir-akhir ini sepi pengunjung. Karena hari-hari tertentu saja Luka-Nee dapat melayani pelangaan, hari seterusnya dia sibuk bekerja di perusahaan. Biasanya banyak pelanggan datang dihari Luka-Nee bekerja, tak ada pilihan lain, aku menyuruh mereka pergi. Pilihan menyuruh pergi itu memang lebih baik, karena tak ada sesuatu yang bisa kulakukan. Luka-Nee pernah menawari belajar meramu parfum, yang benar saja! Melihat bunga saja aku sudah kesal, apalagi meramunya.

Setelah selesai meminum air, aku bermaksud kembali ke kamar untuk mnegistirahatkan diri. Tak sengaja aku melihat kamar Luka-Nee.
“Ahh.. Kamar Nee-chan, masuk ah~ Sifat Nee-chan waktu itu sangat aneh, pasti dia menyembunyikan sesuatu dikamarnya. Mumpung Nee-chan nggak ada dirumah, aku akan mencarinya.” Gumamku memasuki kamar Luka-Nee.

Ku periksa setiap sudut kamarnya, Ku buka laci-lacinya, sudah kucari berulang-ulang. Tapi dari tadi aku hanya mendapatkan kertas yang bertulisan resep meramu parfum.
“Ah, semua ini menjengkelkan. Dari tadi aku hanya menemukan kertas ini! Apakah tak ada sesuatu yang men—“ Gumamanku terpotong ketika aku menemukan sebuah foto.

Tanpa pikir panjang aku mengambil & melihatnya.
“Ini kan fotoku bersama Otto-san,Okka-san,Luka-Nee. Hah?! Siapa tiga laki-laki ini? Perasaan aku punya juga foto seperti ini. Tapi ketiga orang laki-laki ini tak ada.” Gumamku bingung sambil membawa foto itu.

Setelah mendapatkan foto itu, akupun berniat menyudahi pencarian di kamar Luka-Nee. Ketika aku keluar kamarnya, tiba-tiba aku melihat sebuah pintu disebelah laci yang terdapat foto tadi.
“Perasaan tadi pintu ini tak ada? Kenapa sekarang malah ada?” Gumamku kembali ke kamar Luka-Nee menghampiri pintu itu.
“Kreeek..”

“Ah.. Pintu ini tak terkunci..” Gumamku sambil membuka pintu itu.
Dibalik pintu itu terdapat rumah kaca yang besar, dan dipenuhi oleh banyak bunga?!

Tiba-tiba aku ketakutan, kepalaku menjadi pusing, detak jantungku berdetak dengan cepat, emosiku tak terkendalikan “Bunga! Lebih banyak bunga? AKK!! Hancurkan semua itu!” Teriakku sambil menendang & melemparkan bunga-bunga itu.

Tiba-tiba saja muncul rasa sakit dari dalam tubuhku. Sampai-sampai aku terduduk menahan rasa sakit itu. Walaupun aku merasa sakit, tapi aku tetap berusaha mengancurkannya.
“Apapun yang terjadi padaku! Yang penting bunga ini hancur!” Teriakku berusaha menendang bunga itu.

Ketika ingin menendang, bunga-bunga yang ada dihadapanku berubah menjadi tiga laki-laki yang sama persis di foto itu, tiba-tiba saja mereka memegangi kedua tangan & kakiku.
 “ Kenapa bunga itu bisa berubah menjadi k-kalian! Kalian sama persis seperti yang ada difoto ini. Sebenarnya kalian apa? Hantu? Iblis? Ah.. Sudah! Jangan halangi aku, cepat lepaskan kedua tangan & kakiku!!” Teriakku.

Ketika ku berontak, mereka malah lebih kuat menahan kedua tangan & kakiku.
“Ternyata kau keras kepala ya, sama seperti Mikuo.” Kata lelaki berambut merah itu.
“Kenapa kau bisa tau nama Ayahku?!” Tanyaku kesal.

“Tenang.. tenang.. Bukankah tadi kau ingin tau kami ini siapa? Sepertinya aku tak bisa menyembunyikan sesuatu yang penting ini untuk waktu yang lebih lama lagi. Jadi, biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku Akaito,  Dewa bunga Mawar, aku adalah ketua dari semua tumbuhan yang ada didunia ini. Aku hanya sementara menjadi ketua sampai kau pantas menjadi ketua selanjutnya, maka aku akan melepas tahta ketua ini dan memberikannya padamu, karena kau adalah keturunan Mikuo. Jika tak ada yang sementara menggantikan ketua sebelumnya, kehidupan tumbuhan akan hancur. Tak ada yang akan melindungi semua tumbuhan yang ada di dunia ini, aku adalah dewa tumbuhan yang paling kuat. Maka dari itu aku ditunjuk sebagai ketua.
 Dan Laki-laki berambut pink itu Yuuma dia adalah Dewa Lily,  dan laki-laki berambut putih itu adalah Piko, dia adalah Dewa Melati.” Jelas Akaito.

Ketika mendengar kata-kata Dewa bunga dari mulut Akaito, entah kenapa aku menjadi ketakutan.

“Aku bisa merasakan emosi ketakutan dari tubuhmu. Itu karena respon dari tubuhmu, apalagi bunga sebanyak ini. Terdapat dewa di setiap masing-masih tumbuhan, apapun tumbuhan itu. Ketika tumbuhan-tumbuhan lain mendengar kata-kata dari mulutku mereka akan tunduk. Karena aku adalah ketua dari segala Dewa tumbuhan, aku yang bertanggung jawab dengan semua tumbuhan  yang ada didunia ini.

Sebelumnya Ayahmu, Mikuo. Yang mempunyai tugas seperti ini, tapi dia mengundurkan diri menjadi ketua dan lebih baik menikahi manusia itu. Karena Ibumu selalu merawat bunga dengan kasih sayang yang tulus, rajin menyirami kami dengan air, selalu memotong daun-daun kami yang kering agar tidak menganggu proses penguapan.

Masih bisa ku ingat kehangatan tangan Ibumu ketika merawat kami semua, pantas saja Mikuo tertarik dan lebih memilih hidup berkeluarga dengan Ibumu. Tapi dengan satu syarat jika mereka memiliki keturunan, suatu saat anaknya nanti akan memiliki kontak dengan tumbuhan.  Sama persis seperti apa yang kau alami saat ini. Apa yang kau lakukan pada tumbuhan, akan berdampak pada dirimu sendiri. Kau selalu menghancurkan bunga, tubuhmu terikat kontak dengan tumbuhan. Kau jadi mengerti kan? Bagaimana rasa sakit dari tumbuhan yang sering kau hancurkan!!” Jelasnya marah.

“Aku seperti ini gara-gara bunga itu. Andai saja bunga itu tak ada, tak akan terjadi kecelakaan. Aku takkan trauma dan aku takkan menghancurkan bunga seperti ini! Aku juga seperti ini! Bukan kehendakku sendiri!!” Teriakku marah.

“Ya aku tau, mana ada anak yang senang ketika kedua orangtuanya meninggal. Pasti mereka merasa sedih, kesal & selalu bertanya-tanya “kenapa mereka pergi secepat itu?”.  Emosi seperti itu memang lazim untuk dilakukan, tapi setidaknya kau berhenti bersikap seperti anak-anak. Kau sudah SMP, lupakan kejadian itu. Dan mulailah untuk mencintai bunga, karena bunga-bunga itu tak bersalah. Yang salah adalah Mikuo yang lengah saat mengemudi mobil waktu itu, sehingga terjadi kecelakaan. Selalu melampiaskan kemarahanmu pada bunga yang tak bersalah, itu tindakan yang tak masuk akal!

 Kau masih payah! Bagaimana bisa dengan keadaan seperti ini kau dapat melindung Nee-chanmu? Oh ya.. Ketika kau menghancurkan bunga, Nee-chanmu juga merasakan dampak sakitnya. Kalian kan keturunan dari Mikuo, memiliki kontak dengan bunga. Apakah kau tidak menyadarinya? Itu namanya bukan melindungi  malah ingin membunuh Nee-chanmu. Bukannya fisik Nee-chanmu sangat lemah? Makanya dia tak bisa mendapat kekuatan yang sama sepertimu. Jangan siksa bunga lagi, jangan lampiaskan kekesalanmu pada bunga lagi! bunga itu juga mahluk hidup!!” Balas Akaito berteriak.

“Benar apa yang dikatakan Akaito, fisik kakakku dari lahir memang agak lemah. Tapi dia berusaha bekerja dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aku tak mendegar keluhan apapun saat dia merasakan sakit ketika ku menghancurkan bunga-bunga.” Gumamku menundukkan kepalaku bawah.

”Mikuo adalah dewa bunga Frangipani. Bunga Frangipani adalah sumber kekuatanmu yang sebenarnya,  bunga-bunga lain hanya dapat  memicu proses rangsang dari dalam tubuhmu menjadi cepat. Makanya tanpa kau sadari ketika mencium aroma dari bunga Frangipani, kau akan merasa lebih kuat karena rangsang dari aroma bunga itu. Ketika kau tak mencium aroma dari bunga itu, tubuhmu akan bersikap seperti biasanya. Karena tak ada picuan sesuatu rangsang tubuhmu dari dalam. Kekuatanmu adalah rangsangan dari dalam.” Jelas Piko.

“Ayah dewa  bunga Frangipani? Yang benar saja, kalian semua pasti berbohong? Dewa? Yang benar saja!!? Pasti ada sesuatu trik yang memunculkan kalian dari bunga-bunga itu kan?” Tanyaku.

“Apakah mataku ini menunjukkan kebohongan?” Tanya Akaito sambil menatapku tajam.

Ketika dia menatapku, tiba-tiba mulutku bergerak sendiri dan berkata “Iya..”

“Hah? Apa yang ku katakan? Aku tak ingin mengatakan itu?” Gumamku bingung.

“Kan sudah ku bilang, aku ini ketua dari segala tumbuhan. Jika aku mengatakan sesuatu pada tumbuhan lain, maka tanpa disadari mereka akan mengikuti kata-kataku” Jelasnya.

“Pembunuhan itu juga ada kaitannya dengan bunga, kau masih ingatkan?” Tanya Yuuma.

“Ya, aku masih ingat.” Jawabku ketakutan.

“Korban yang mengering, hanya tersisa kulit yang menutupi tulang saja. Dan tak ada bekas darahpun ditempat kejadian itu. Itu adalah olah tumbuhan lain yang kesal pada manusia, yang selalu memanfaatkan mereka dengan seenaknya. Sekarang marak terjadi penebangan liar dimana-mana, penebangan pohon untuk dijadikan bangunan-bangunan besar, sehingga tak ada lagi tempat untuk ditamani tumbuhan. Yang hanya ada gedung-gedung besar. Ada juga manusia yang tanpa sengaja merobeki daun tumbuhan. Sebenarnya itu kebiasaan yang tidak baik, walaupun menurut manusia itu sepele tapi itu semua membuat mereka sangat menderita. Apakah mereka tak tau? Bahwa tumbuhan lah yang menghasilkan oksigen pada manusia, seharusnya tumbuhan itu dirawat. Tapi sifat manusia yang merusak menyebabkan mereka marah dan ingin membunuh semua manusia agar mereka dapat hidup dengan bebas. Dengan cara menyerap habis cairan atau nutrisi dalam tubuh manusia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi di dalam tubuhnya sendiri, dengan cara itu mereka selalu ada cadangan energi untuk melawan manusia.” Jelas Yuuma.

Mendengar cerita itu tiba-tiba aku terduduk ketakutan.
“Hey! Kau jangan ketakutan seperti itu, sebab itulah kita ada untuk menyadarkan manusia betapa pentingnya tumbuhan & juga menghalangi perbuatan kejam dari tumbuhan-tumbuhan itu!” Teriak Piko.
“S-siapa yang takut! A-aku hanya lelah dan ingin duduk sebentar!!” Teriakku berdiri sambil menghapus air mataku
“Benar apa yang dikatakan Piko aku tidak boleh takut, aku harus menghadapi semua ini” Gumamku.

“Tugas kita hanyalah menghancurkan markas itu dan membunuh semua orang yang bekerja di markas itu” Kata Akaito.
“Jika membunuh semua orang yang bekerja dimarkas itu, berarti Gakupo juga akan terbunuh.” Gumamku takut.

“T-tidak! Jika membunuh orang-orang yang bekerja di markas itu, aku tak mau melakukannya! Itu perbuatan yang kejam!!” Teriakku.
“Mereka juga kejam menebang kami sebelum waktunya, kami juga ingin hidup. Setidaknya tunggulah kami mencukupi kriteria untuk ditebang,  jika kita membunuh mereka. Mereka akan mengerti sakitnya seperti apa. Satu saja tumbuhan dihancurkan atau ditebang, semua tumbuhan yang ada didunia ini dapat merasakannya!!” Teriak Akaito.
“AH!! Aku tak peduli! Pokoknya jangan bunuh orang-orang yang ada dimarkas itu!” Teriakku.

Ketika Akaito ingin membalas teriakku, Piko langsung menepuk belakangnya dan berkata “Lebih baik lakukan apa yang dikatakan Miku, jangan bunuh orang-orang yang dimarkas itu. Tapi hancurkanlah markasnya, sehingga mereka tak bisa lagi melakukan aksi mereka. Jika kita melakukan hal yang sama seperti mereka, berarti sifat kita sama saja seperti manusia(egois).” Kata Piko.

Tiba-tiba Akaito terdiam sebentar dan berkata “Ahh, baiklah! Aku setuju dengan perkataan Piko! Tugas kita hanya menghancurkan markasnya!!”

“Yosh bagus! Aku sudah melacak keberadaan mereka. Markas itu melakukan penebangan liar & juga melakukan penyelundupan tumbuhan-tumbuhan langka ke tempat-tempat tertentu.” Kata Yuuma.

“ Bukannya itu markas yang Gakupo ikuti. Ah, sekarang aku mengerti. Mereka mendapatkan uang sebanyak itu dari penyelundupan tumbuhan langka.” Gumamku.
“Yosh! Sekarang kita ke sana. Halangi para tumbuhan lain yang ingin berbuat jahat & juga kita hancurkan markas itu. Agar mereka tak melakukan penyelundupan lagi!” Teriak Akaito.
“Menghancurkan markas itu? T-tapi markas itu sangat berharga bagi Gakupo..”

“Jangan, lakukan itu! Jangan hancurkan markas itu!” Teriakku menghadang mereka.

“Kenapa? Jika kita tak menghancurkan markas itu, akan terjadi penebangan liar & penyelundupan tumbuhan langka terus menerus. Dan dampak sakitnya, siapa yang merasakan? Kita sendiri! Jangan halangi aku begitu, ayo sekarang kita ke markas mereka!!” Perintah Akaito sambil menyeretku.

“Hah! Sekarang? Jangan bercanda! Aku tak bisa menguasai kekuatan ini. Bagaimana bisa aku melawan mereka semua?!” Teriakku marah.
“Tenang saja, kejadian itu sudah terjadi lama bukan? Ketika kau mencium aroma bunga. Serasa ada yang memicu rangsang tubuhmu dari dalam, dan membuatmu menjadi lebih kuat. Pertama tubuhmu  akan dikendalikan aroma itu, tapi lama-lama kaulah yang akan mengendalikan tubuhmu sendiri bukan aroma dari bunga itu. Aroma bunga hanya sebagai pemicu saja. ” Jelas Akaito
“Ayo berangkat!!” Teriak Yuuma,Piko dan Akaito sambil menyeret tanganku.

“Setidaknya biarlah aku mengganti seragamku...” Gumamku pasrah ._.

“Markas aku datang!” Teriak mereka bertiga bersamaan.
Seketika tubuh kami menghilang & langsung berada di markas itu. Mereka menggunakan kekuatan teleport untuk menuju ke markas ini. Disekeliling markas tua itu hanya ada tanah yang tandus. Terlihat dua orang yang sedang berjaga-jaga didepan pintu markas.

~Continued

Hana? Kirai yo! (Chapter 2)



Judul:Hana Kirai yo! (chapter 2)
Genre: Fantasy, Horor, Romance, Supernatural



POV Gakupo
*Flashback

Matahari mulai menyembunyikan dirinya, dan aku mulai mempercepat langkah kakiku.
“J-jalan ini...” Gumamku takut.

Banyak rumor mengatakan bahwa tempat ini marak terjadi tindak kejahatan. Aku terus waspada menulusuri jalan itu. Ya sii, tempatnya agak ramai. Tapi ini kan kota besar, walaupun ada seseorang yang dirampok. Orang-orang lain tak mempedulikannya, mereka seakan tak melihat kejadian apapun.
 “Selamatkan diri sendiri, jangan pedulikan orang lain”. Mungkin kata-kata itu cocok untuk orang-orang di Kota ini.

Tiba-tiba aku merasa ada seseorang yang mengikutiku dari belakang, ku tengok ke belakang berkali-kali untuk memastikan.
“Tak ada apa-apa, mungkin hany----“ Belum selesai aku melanjutkan kata-kataku, tiba-tiba muncul segerombolan orang yang menangkapku dan membawaku ke sebuah jalan kecil. Sebelumnya aku berontak, mencoba terus melawan, tapi kekuatanku tak sebanding dengan 3 orang penjahat itu.

Aku bisa merasakan semua orang memperhatikanku, tapi mereka seolah tak peduli, tak memperhatikanku dan lewat begitu saja.

“Bawa dia kesini!” Perintah seorang laki-laki dengan muka yang menakutkan.
“Siap bos!” Jawab mereka serempak.
Ketiga penjahat itu menggangguk dan menyeretku mendekati bosnya.

“Mana uangmu, hah!” Teriak bos para penjahat itu.

“Simatta, aku baru saja kehilangan uangku. Andai saja aku punya uang, akan ku beri uangku pada mereka. Pasti mereka berdua akan membiarkanku kabur” Gumamku panik.

“Aku kehilangan uangku” Jawabku.

“HA?! Nandatte! Berarti kau tak membawa uang sama sekali, sudah ku bilang kan! Ini anak tak ada uangnya, kenapa kau menyarankan kita menangkap anak ini? Bodoh! Jika kita mendapat tangkapan seperti ini, kita hanya akan membuat bos marah!!” Teriak penjahat itu sambil memukul kepala temannya.
“Go-gomen! Dia terlihat takut saat melintasi jalan tadi. Mukanya juga seperti anak orang kaya, dia juga terlihat lemah. Jadi kita bisa dengan mudah menangkapnya.” Jawab salah satu temannya.
“Ahh,,  bodoh! Muka anak ini seperti anak orang kaya. Matamu baik-baik saja? Apa perlu aku memeriksanya?! Mana mungkin anak orang kaya pulang sekolah jalan kaki seperti dia! Agghh!!! Dasar!! Masa bodoh! Jika dia tak punya uang, Kita hajar saja dia sampai babak belur!” Teriak bosnya.


Ya,,, mereka berempat terus memukuliku sambil terbahak riang. Di ujung jalan sana banyak orang yang lewat, mungkin percuma saja kalau aku meminta bantuan mereka. Aku hanya bisa menerima rasa sakit pukulan dari dua penjahat itu “Betapa pengecutnya aku ini..” Gumamku menyesali diri sendiri.

Tak berapa lama aku bergumam, tiba-tiba dari kejauhan terlihat beberapa orang menuju kemari.

“Uso dayo ne? Ada orang yang menuju kemari untuk menolongku? Sepertinya itu Satu orang perempuan & dua orang laki-laki” Gumamku
 “Dasar lemah! Dasar payah! Menghajar orang-orang yang tak bersalah ini, dan memalak uangnya! Ayo kita serang dua penjahat ini!” Perintah wanita itu, tanpa pikir panjang dua orang laki-laki itu mengikuti apa perintahnya. Mungkin wanita itu adalah ketuanya.

Hanya dalam hitungan beberapa detik, para penjahat itu dapat dilumpuhkan.

 “Mereka kuat sekali..” Gumamku takjub

“Rasakan itu! Itulah rasanya ketika kau menghajar seseorang. Bagaimana rasanya? Pasti sakit kan? Kalian terus menghajar orang-orang hanya ingin mendapatkan semua ini kan? (sambil melempar banyak uang ke hadapan para penjahat itu) Ambil saja! Uangku masih banyak di markas! Oh ya! Tentang markas, apakah kalian ingin bergabung dengan markasku? Kami kekurangan orang. Jika kalian bergabung,kalian akan mendapatkan uang setiap harinya. Syaratnya hanya membantu kami bekerja, tenang saja kerjaannya gampang kok. Kalian tak akan susah payah menghajar orang lain lagi. Dan kau juga cowok berambut ungu! Kau mau ikutkan?” Tanya wanita itu.

“Namaku Gakupo Gackpoid, ya aku ingin bergabung ke markasmu. Arigatou Kaichou! Kau telah menyelamatkan nyawaku, sedangkan orang-orang hanya melihatku, seolah tak terjadi apa-apa. Tapi kau dan anak buahmu menolongku, kalian terlihat sangat kuat & hebat. Maka dari itu aku ingin menjadi kuat seperti kalian, inilah alasanku untuk bergabung ke markas. Bukan hanya semata mendapatkan uang!” Jawabku tegas.
Empat penjahat itu juga setuju bergabung

“Ya sama-sama Gakupo, aku suka semangatmu itu! Kami hanya saja benci melihat orang-orang tersiksa.Yosh! Kalian semua ikut bergabung! Ah, aku hampir lupa memperkenalkan diriku. Namaku Meiko, aku adalah ketua dari markas . Ini Kaito (menunjuk laki-laki berambut biru) sebagai wakil ketua. Dan laki-laki berkacamata itu adalah Kiyoteru dia sebagai bendahara, tugasnya bukan hanya mengatur uang. Tapi juga mengatur strategi dan sebagainya. Sebenarnya ada banyak orang-orang lagi yang ingin ku perkenalkan pada kalian, tapi saat ini mereka berada di markas. Ayo ikuti aku!!” Perintah Meiko.

Aku hanya mengikuti dari belakang, ternyata mereka ke sini menggunakan mobil. Mobil takkan cukup masuk ke gang kecil seperti tadi, makanya mereka memilih berlari untuk menyelamatkanku. Kiyoteru yang menyetir mobil itu. Didalam mobil aku merasa risih, karena sebangku dengan para penjahat itu. Tapi Meiko tersenyum dan berusaha mencairkan suasana, berkatnya aku menjadi sedikit lebih tenang.

Tak berapa lama kemudian kami sampai disebuah bangunan tua yang besar, dari luar bangunan itu terlihat biasa saja.
“Hah? Bangunan tua ini adakah sebuah markas? Yang benar saja? Dari luar terlihat tua & rapuh.. Apalagi didalamnya?” Gumamku bingung sambil mengikuti mereka memasuki bangunan itu.

Tarik lagi, apa yang ku ucapkan sebelumnya. Dari dalam bangunan, ini sangat indah & bagus, banyak dihiasi lampu-lampu dan juga banyak senjata?
Aku sempat curiga, kenapa markas ini dipenuhi dengan senjata. Seketika kecurigaanku hilang saat disambut hangat oleh orang-orang yang ada di markas ini. Sebelumnya ku pikir orang-orang disini jahat & akan memusuhi anggota baru sepertiku. Tapi tidak, apa yang ku pikirkan berbanding terbalik dengan kenyataanya.
“Mereka semua baik, hentikan pemikiran negatifku ini..” Gumamku.

Dan mulai dari saat itu aku bergabung bersama mereka, mereka mulai mengajariku cara bertarung dan memakai senjata. Sekarang aku merasa diriku sedikit menjadi kuat, tapi kupikir kekuatan ini masih tak cukup. Aku harus berlatih dan berlatih lagi. Aku tak mau menjadi pecundang, dipandang rendah orang lain. Kegiatanku di markas hanya mengantarkan barang ke tempat tertentu, tempat-tempat tersebut agak dekat dengan markas. Entah barang apa yang ku bawa..
Prinsip dimarkas itu “ Laksanakan tugas yang telah diberi, jangan melakukan tugas yang tak perlu”.

Dimarkas itu aku merasa nyaman & terlindungi oleh mereka. Mereka sudah ku anggap sebagai keluargaku sendiri.
*End Flasback

“Hah apa maksudnya? Bagaimana mereka mendapatkan uang sebanyak itu? Dan juga apa barang yang diantarkan Gakupo ketika sedang menjalankan tugasnya?” Gumamku bingung.

“Gakupo! Aku ingin bertanya sesuatu. Apa---“

“—se-sebentar, bukan urusanku bertanya seperti itu..” Gumamku lagi.

“Apa yang ingin kau tanyakan Kaichou?” Tanya Gakupo
“T-tidak, aku hanya ingin bertanya. E-eto, sampai kapan kita dihukum seperti ini?! Aku lelah!!” Teriakku mengalihkan topik pembicaraan.
“Bersabarlah -_- ” Jawab Gakupo sedikit bingung.

Mulai dari saat itu aku mulai berteman dengan Gakupo. Berteman dengan brandalan, selalu berkata kasar. Berkata kasar? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, apakah itu salah?  Itulah orang-orang yang pikirkan tentangku. Aku selalu tertutup dengan orang lain, tapi tidak dengan Gakupo. Kurasa dia orang yang baik, yang dapat menerima sifatku yang seperti ini.

Waktu terus berjalan, terik matahari tak menggoyahkan pendirianku untuk mendapatkannya, karena hari ini adalah hari terakhir untuk mendapatkan benda itu. Benda itu sangat langka, ketika ku coba menengok ke belakang. Banyak sekali orang yang mengantri..
“Untunglah sisa beberapa baris lagi giliranku” Gumamku.

Tak terasa sudah 3 jam aku mengantri disini dan...

Ditengah-tengahnya antrian, aku tak sengaja mendengar pembicaraan pengantri lain. Mereka membicarakan tentang pembunuhan yang marak terjadi akhir-akhir ini.
“Pembunuhan?  Yang benar saja..”Gumamku hendak bertanya pada orang dibelakangku.

“Permisi, apa----“

“Selanjutnya!!” Teriak penjual poster itu memotong pertanyaanku.

Dan sekarang giliranku, tanpa pikir panjang aku langsung membeli poster itu.

“Sudahlah, jangan pikirkan tentang berita tadi. Itu malah membuatku takut saja, mugkin berita itu hanya hoax. Yang terpenting kan, aku mendapatkan poster ini!   ” Gumamku senang.

Yap.. aku membeli poster Len yang penjualannya sangat terbatas, besar poster itu disesuaikan dengan tinggi Len sebenarnya! >.< Bisa dibayangkan besar poster itu seperti apa? Maka dari itu aku sangat senang ketika mendapatkannya..
Tak bisa kubayangkan jika poster Len shota terpampang di dinding kamarku..
“Uwaa, setiap hari aku akan memandanginya.. >.<” Gumamku.

“Kaichou!” Teriak Gakupo menyapaku dengan akrab.
“Y-yo!” Jawabku sedikit lelah.
“Ah? Kenapa kau terlihat lelah?” Tanya Gakupo cemas.
“Tidak! Aku tidak lelah! Kau tak melihat aku sedang apa? Ini... Aku baru saja mendapatkan poster Len yang langka..” Kataku senang.
“ Haha, yaa aku melihatnya Kaichou. Kau terlihat senang, kalau begitu aku ikut senang juga..” Kata Gakupo tersenyum.

Hobiku mengoleksi poster dan miniatur, itu semua media untuk menghilangkan catatan kelabuku yang masih sedikit terekam dipikiranku. Walaupun itu semua tak sama sekali menghilangkan ingatanku tentang kejadian itu.

“Yosh! Aku pulang dulu, aku ingin menikmati waktuku dengan Len-sama~” Kataku senang.
“H-ha’i, hentai onna -_-!” Kata Gakupo sedikit berbisik.
“Hah? Apa yang kau katakan barusan? Bisa kau ulang?!” Teriakku.
“Onna-na-na- naikmatilah waktumu bersama Len-sama. Kaichou!!~~” Kataku terbata-bata

“Yo, makasih. Ja ne, Gakupo!” Teriakku melambaikan tangan padanya.
“Untung saja aku mendapatkan alasan yang bagus. Jika tidak... -_-“ Gumam Gakupo

“—Yo, Ja!!” Balas Gakupo melambaikan tangan padaku.

Jalan rumahku dengan Gakupo berbeda arah.

Tiba-tiba saja aku mencium aroma bunga , (lagi-lagi hal seperti ini terjadi). Aroma bunga yang kucium saat ini sama persis dengan aroma bunga yang kucium di ruang kerajinan sekolah & sebelum kecelakaan waktu itu terjadi. Setelah mencium aroma bunga itu, tanpa sepengetahuanku. Kakiku bergerak sendiri menghampiri Gakupo.

“Gakupo! Kalau ingin pulang ke rumah, sebaiknya jangan lewat jalan yang biasanya. Lebih baik kau melewati jalan memutar” Tegurku.
“Kena—“ Belum selesai Gakupo menyelasaikan pertanyannya, aku langsung memotongnya.
“Jangan tanya, kenapa! Ikutilah perkataan ku ini!!” Teriakku.

Gakupo sempat terlihat bingung ketika aku menyuruhnya lewat jalan memutar.
“Kenapa Kaichou berkata seperti itu? Ah.. Sudahlah, ikuti saja perkatannya.” Gumam Gakupo.

“Ya, aku akan jalan memutar..” Jawab Gakupo mulai melakukan apa yang ku suruh.

“Kenapa aku berkata seperti itu? Ketika aku mencium aroma bunga itu, tiba-tiba Serasa ada rangsangan dari dalam tubuhku sehingga membuat kaki dan mulut ini bergerak dengan sendirinya.” Gumamku bingung sambil menutupi mulutku dengan kedua tanganku.

Sesampai dirumah, tanpa pikir panjang, aku langsung memajang poster Len di dinding kamarku.
“Huwaa,, Len-sama~” Gumamku senang.

-Kejadian hari ini membuatku sangat lelah, sebaiknya aku beristirahat dengan cepat. Mungkin saat aku bangun besok pagi, kejadian ini takkan terulang lagi. Mungkin semua kejadian tadi hanya efek dari trauma ku. Yosh! Oyasumi~-

*Keesokan harinya
Aroma bunga tercium, itu membuatku terganggu. Lagi-lagi kakak meramu parfum. Setelah ku buka kedua mataku, aku tercengang. Bagaimana tidak? Kamarku yang sebelumnya dipenuhi poster & miniatur anime. Tiba-tiba saja berubah dipenuhi hiasan bunga, ada bunga mawar, melati, lilly, matahari dan masih banyak lagi jenis bunga itu (Aku tak telalu tau, tentang jenis-jenis bunga).

Cat dinding kamarku diwarnai pink sebagai dasarnya, penuh dihiasi bunga. Kerjaannya sangat teliti, tak ada se-inch pun yang terlewati, semuanya dihiasi dengan bunga-bunga.

“Luka nee-chan!!!!!!!!!!” Teriakku marah.

 “Bagaimana caranya dia membuat kamarku dipenuhi dengan banyak hiasan bunga hanya dalam waktu semalam saja? Itu tidak mungkin kan?! Apalagi kerjaannya itu sangat teliti. Apa mungkin dia sendiri yang mengerjakannya? Lupakan tentang kamarku. Poster & miniatur anime ku mana!!” Gumamku marah sambil  menuju kamar kaka.

Tiba-tiba aku mendengar suara pecahan kaca berasal dari kamar Kakak
“Lagi-lagi dia memecahkannya, tak bisa kah lebih berhati-hati?” Gumamku khawatir sambil mempercepat langkah kakiku.
Kakak  sering meramu parfum dikamarnya. Tapi yang anehnya dia hampir sering memecahkan sesuatu.

“Arigatou..” Katanya tersenyum.

Terlihat Kakak terduduk, sambil memegangi jari telunjuk tangan kanannya yang terbungkus rapi hansaplast. Disampingnya terlihat peralatan meramunya pecah, sontak aku kaget dan langsung menghampiri Kakak. Ada banyak bekas darah Kakak di lantai, rupanya lukanya lumayan parah.

“Kau tak apa Nee-chan? Nah kan? Peralatanmu ini pecah lagi! Sudah berapa kali kau menghancurkan peralatanmu? Sekali-kali belilah barang yang tak terbuat dari kaca. Untung hanya jari tanganmu yang kena, kalo bagian lain. Bagaimana!? Aku tak ingin kehilangan orang yang kusayang, disebabkan pecahan kaca lagi!!” Teriakku marah, mataku mulai berkaca-kaca.

“Iya, gomen,gomen. Nee-chan akan lebih hati-hati. Jangan menangis...” Jawab Kakakku tersenyum sambil memelukku.

Raut mukanya terlihat sedikit kesakitan, pasti dia ingin menyembunyikan rasa sakitnya karena tidak ingin membuatku khawatir.

“Hentikan, sudah jangan peluk aku. Aku bukan anak-anak lagi, kau tak ingat, aku sekarang murid SMP! Siapa bilang aku ingin menangis... Oh ya! Barusan Nee-chan bilang Arigatou kan? Nee-chan bilang ke siapa? Sedangkan di kamar nee-chan sendiri tak ada siapapun. Ah~ Kau menyembunyikan laki-laki disini ya. Ternyata kau berani juga~” Senyumku licik sengaja menggoda Luka-Nee

“Arigatou Nee-chan, pelukanmu membuatku sedikit tenang.” Gumamku.

“Tidak! Aku tidak menyembunyikan laki-laki atau siapapun!” Teriaknya malu.
“ Kalau tak benar, kenapa Nee-chan malah berteriak seperti itu? Ahh... Sudahlah, kenapa tadi peralatan-peralatan Nee-chan bisa pecah? Takku, membuatku khawatir saja..” Tanyaku.

“Tadi mereka bermain kejar-kejar’an, padahal Nee-chan sedang meramu parfum. Mereka keasyikan bermain dan akhirnya menabrak Nee-chan, membuat semua peralatan Nee-chan pecah, padahal sebelumnya sudah Nee-chan bilang hati-hati. Nee-chan terkejut dan tak sengaja pecahan kaca dari peralatan itu mengenai jari tangan Nee-chan.. Hehehe..” Jawabnya tertawa.
“Hah? Apa yang kau bicarakan Nee-chan? Mereka? Mereka siapa?” Tanyaku sedikit bingung.
“---ehh, tidak. Cerita tadi tidak benar, yang sebenarnya.. Nee-chan tak hati-hati saat meramu parfum, karena keasyikan. Dan tak sengaja membuat peralatan Nee-chan pecah. Miku-chan taukan? Bagaimana sifat Nee-chan saat meramu parfum?” Tanyanya.

Hah?? Sifat Nee-chan Aneh sekali.. Apa yang sebenarnya terjadi?

Continued~