Judul : Kuro Yuki (chapter
4)
Genre: Friendship, Sci-Fi, Romance, Supernatural
“Eh kau!! Jangan macam-macam disekolah ini, jangan masuk ruangan
sembarangan!!”Perintah Suzuha,
Len hanya tersenyum ketika mendengarnya. Merekapun mulai pergi
dengan menggunakan mobil.
Suzuha didepan yang mengendarai mobil itu dengan kecepatan turbo,
dan… mereka sampai ditempat para monster berkumpul.
Alice memulai aksinya dengan
memutar lagu Paradichlorobenze lagu kesukaan Naora, apalagi lagu itu
dinyanyikan Len. Alice menekan tombol merah diEarphonennya sesuai dengan ritme
lagu, otomatis bom yang dikeluarkan sesuai ritme dan langsung membelah leher
para monster.
Mereka mendengar apa yang
Alice dengar di Earphonennya, tiba-tiba kecepatan bertarung mereka semakin
cepat karena mendengar lagu itu. Suasana hati Naora hari ini sangat senang,
saat bertarung tak henti-hentinya dia berpikir wajah keren Len saat pingsan.
Sambil bernyanyi mengikuti lirik lagu dia memanah, panahannya selalu tepat
sasaran. Haruna menendang dan memukul leher monster sampai terbelah dan melilit
leher monster dengan menggunakan rantai panjang yang keluar dari gelangnya, sampai leher monster itu
putus. Ishina dengan santai membelah leher bagian depan monster dengan kedua
pedangnya dan tak lupa dia mengemut permen (Ishina tidak pernah lupa,membawa
stok permennya) Miko sedikit ketakutan saat mengarahkan cambuknya ke leher
monster, tapi lama-lama dia mulai terbiasa.
“ Cukup! Untuk hari ini kita lanjutkan lain hari! Ini adalah awal
yang bagus!” Perintah Suzuha dari mobil.
Mereka mengikuti perintah Suzuha dan kembali kesekolah, ketika
kembali kesekolah terlihat len sedang
menyiapkan mereka kue pisang dan teh.
“Apakah kau membuat semua ini
Len-kun?” Tanya Naora.
“ Ya, karena kubosan, ku jalan-jalan melihat-lihat ruangan disekolah
ini, kebetulan saat itu aku melihat tepung dan pisang diruangan dapur. Tanpa
pikir panjang kulangsung membuatkannya untuk kalian dengan bahan-bahan yang
tersisa didapur.” Jelas Len
“ Kan sudah kubilang! Jangan liat-liat ruangan sembarangan seperti
itu!” Tegur Suzuha.
Tanpa pikir panjang Naora langsung memakan kue buatan Len.
“Hoiisshhii desu, kau jago masak ya? Len-kun….” Puji Naora. “T-terimakasih”
jawab Len terbata-bata.
“Naora jangan makan sembarangan seperti itu, bagaimana kalau dikue
itu ada ra—“ Tegur Ishina, Tiba-tiba Naora menyumpal mulut Ishina dengan kue
buatan Len,
“ Ah enakk… Kue ini lebih enak dari kue saat perlombaan itu!” Kata
Ishina dan memakannya lagi.
“ Aku tak akan percaya padamu Len-kun, hanya karena kau jago
masak..” Kata Ishina keruang latihan setelah puas memakan kue buatan Len.
Begitu juga Alice,Miko dan
Haruna, mereka menyusul Ishina pergi keruang latihan sedangkan Suzuha pergi
keruang lab. Hanya tersisa Len dan Naora diruangan itu.
“Etoo…Len-kun, kamu tu udah keren, suaramu bagus dan jago masak
lagi. Andai saja aku punya pacar sepertimu, Len-kun….” Kata Naora keceplosan,
karena terlalu malu. Dia menutup mulutnya, Len membuka tutupan mulutnya dan
berkata “Kalau begitu aku akan menjadi pacarmu!” Kata Len memeluk Naora. “L-len
jadi pacarku? A-aku sangat senang!! K-kalau begitu aku ingin melanjutkan
latihanku dulu” Kata Naora tergagap dan menuju ruang latihan. Diruang latihan suasananya
sangat canggung dan Naora memulai percakapan untuk membuyarkan suasana.
“Sou da! Alice-chan, Tokorode, kau ke Jepang karena liburan ya?”
Tanya Naora.
“Tidak, aku kesini karena
melihat keadaan perusahaan kami yang bangkrut. Gara-gara karyawan kepercayaan dari perusahaan
kami menyelewangkan dana perusahaan. T-tapi..” kata
Alice mulai menangis.
“ Kalau boleh tau, nama
perusahaannya apa?”Tanya Miko
“ Perusahaan .......” Jawab Alice
“Haaaah?? Perusahaan .... , Ayahku bekerja
disana?”
“B-benarkah?? Siapa nama ayahmu?”
“ Gumo Megpoid....”
“Hahhhh??? Itukan nama karyawan kepercayaan yang
telah membuat bangkrut perusahaan kami. Jadi Ayahmu
yang membuat perusahaanku bangkrut???!!!!” Teriak Alice marah.
“Maka dari itu maafkan aku!!!” Teriak Miko meminta maaf sambil
menundukan punggungnya.
“Hah!! Apa dengan kata maafmu itu, orangtua ku bisa hidup…..
“PLAAAKKKKKKKK” Teriak Alice marah sambil menampar wajah Miko.
Haruna melihatnya sangat kesal, dia sudah bersiap mengepalkan
tangannya berniat untuk memukul Alice tapi dihalang Ishina. “Eh, Alice!!! Yang
salah itu Ayah Miko, bukan Miko!! Kenapa kau menamparnya seperti itu?? Lagipula
dia sudah minta maafkan!!!???” Teriak Haruna marah. Alice tak mendengarkan dan
pergi dari ruang latihan.
Naora mulai merasa bersalah, “Aku ini bodoh! Kenapa aku memulai
percakapan!! Aku hanya memperburuk keadaan!” Gumam Naora. Ishina hanya terdiam
melihat kejadian itu.
*Beberapa hari kemudian*
Keadaaan jadi bertambah canggung, sedangkan Suzuha tak menyadari
kejadian itu.
“Oke minna!! Karena kita terus melakukan pemburuan monster, populasi
mereka makin menipis. Hanya tersisa 20 disana! Sekarang ayo kita habiskan
mereka!!” Teriak Suzuha bersemangat.
“Ayo!!” Jawab Naora bersemangat tapi sebenarnya dia tak terlalu
bersemangat. Miko,Ishina,Haruna,Miko tak mengatakan apa-apa dan langsung naik
mobil disusul Suzuha dan Naora. Biasanya diperjalanan mereka bermain
tebak-tebakan atau permainan lain. Tapi sekarang tidak,suasana benar-benar menjadi
canggung.
Apa yang dilakukan Len saat sendirian disekolah?
“Ah… Sial!! Dimana sih ruang
pengontrolan????” Kata Len sambil keluar masuk ruangan.
“Oh!! Ini dia!! Alat-alat canggih disini banyak sekali. He??Banyak
sekali tombol-tombol disini, aku harus menemukan tombol yang bisa membuatku
keluar dari sini, sebelum pasukan monsterku habis.” Gumam Len mulai
mengutak-atik.
“ Ah.. Kristal apa ini?? Sudahlah, siapa tau ini berguna…” Gumam Len
dan mengambilnya
Ketika Len menekan tombol hijau tak terjadi apa-apa, menekan tombol
biru tiba-tiba sekolah menjadi terlihat dari luar, dan dilanjutkannya dengan
menekan tombol merah. Tiba-tiba pintu gerbang sekolah terbuka, Len segera
keluar dari sekolah menyusul Naora dan teman-temannya.
Alice memutar music Lie yang dinyanyikan Len. Biasanya saat Naora
mendengar lagu-lagu Len dia bersemangat, tapi ketika mendengarnya Naora merasa
seperti ada sesuatu yang tak beres dengan Len. Tapi dia tak menghiraukannya dan
mulai bertarung. Biasanya sebelum memulai pertarungan mereka berteriak
bersama-sama “Ayo Hajar monster Tengik!!!”, tapi sekarang mereka mengucapkannya
dalam hati mereka masing-masing. Merekapun bertarung, yang tersisa sekarang
hanya 3 monster. “ Ayo kita akhiri ini!!!!” Kata mereka dalam hati. Tiba-tiba
monster yang tadinya ada 3, bertambah banyak dan banyak, karena mengisap rasa
marah,bersalah,dengki dari Naora dan teman-temannya.Tiba-tiba dari gerombolan
monster keluar Len. Naora tak percaya itu Len dan menggosok mata-matanya
berkali,
“Are??Kenapa tetap terlihat Len, ini tidak mungkinkan?” Gumam Naora
tak percaya.
“Itu Len!! Ternyata dialah
yang mengendalikan semua monster, cepaat serang dia!!” Perintah Suzuha.
“Ah ternyata itu memang Len!” Gumam Naora sambil siap memanah.
Ishina berusaha membelah leher monster itu berkali-kali tapi tak terjadi
apapun, kali ini dia tak mengemut permennya karena alasan tertentu. Miko
mencambuk monster, tapi monster itu malah menjadi makin liar. Miko sangat
ketakutan, Alice mengeluarkan bom. Kali ini dia tak mengeluarkannya sesuai
ritme, tetap tak terjadi apa-apa pada monster itu. Alice ketakutan, tiba-tiba
dia mengingat kejadian orangtuanya. Haruna berusaha beberapa kali. tapi tak
terjadi apa-apa, monster itu tak menyiakan kesempatan dan terus menyerap energy
ketakutan dari mereka. Monster itu bertambah banyak dan banyak.
Sedangkan Naora bergetar memegang anak panahnya
“Apa itu benar Len-kun? Apa benar itu Len yang kukenal?,dan Aku yang menyebabkan Miko dan Alice
bertengkar, apakah aku ini benar-benar orang yang baik?” Gumam Naora
bertanya-tanya dalam hatinya, dia terus menanyakan pertanyyaaan itu
berulang-ulang. Pikirannya kosong, perasaan takut,bersalah terus bercampur
dalam hatinya.
“Apakah kalian tau kenapa senjata kalian tak mampu menebas leher
pasukan monsterku?? Itu karena mereka mengisap energy kebencian dari kalian,
monsterku terus bertambah dan menjadi kuat karena kalian. Arigattooo minna!!,
Oh ya! Aku penasaran apa fungsi dari Kristal ini?” Tanya Len di atas bahu
monster sambil mengeluarkan Kristal disakunya.
“Hah?? Itukan pusat kekuatan senjata-senjataku, bagaimana kau
menemukannya?. Cepat kembalikan!!” Teriak Suzuha.
“Oh.. Jadi itu fungsinya, aku akan mengembalikan padamu. Setelah
kuhancurkan ini!!!” Teriak Len dan menghancurkan Kristal itu.
Tiba-tiba senjata mereka tak berfungsi, kecuali senjata Naora.
“Naora cepat bunuh Len! Jika kau membunuhnya, maka monster itu akan
terbunuh juga. Dialah yang mengendalikan semua monster itu! Hanya senjatamu
yang masih bisa berfungsi karena kekuatan senjatamu bukan dari kristal itu tapi
kekuatan senjatamu itu dari dirimu sendiri!!” Teriak Suzuha.
“ Ara, Na-chan…. Arigato, kau telah banyak membantuku, tanpamu ku
takkan bisa berhasil seperti ini. “ Kata Len.
Naora semakin gemetar memegang anak panahnya. Aura kegelapan terus
menyelimuti Naora.
“Bagus Naora!! Terus, terus keluarkan aura kegelapan dari tubuhmu.
Kau sangat banyak membantu, jasamu takk pernah kulupakan, Na-chan!!” Teriak
Len.
Continued~~
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar