Rabu, 28 Mei 2014

Kuro Yuki chapter 4/5



Judul : Kuro Yuki (chapter 4)
Genre: Friendship, Sci-Fi, Romance, Supernatural

“Oh ya! Cepat ambil senjata kalian! Hari ini kita akan membasmi para monster!” Perintah Suzuha.
“Eh kau!! Jangan macam-macam disekolah ini, jangan masuk ruangan sembarangan!!”Perintah Suzuha,

Len hanya tersenyum ketika mendengarnya. Merekapun mulai pergi dengan menggunakan mobil.
Suzuha didepan yang mengendarai mobil itu dengan kecepatan turbo, dan… mereka sampai ditempat para monster berkumpul.
 Alice memulai aksinya dengan memutar lagu Paradichlorobenze lagu kesukaan Naora, apalagi lagu itu dinyanyikan Len. Alice menekan tombol merah diEarphonennya sesuai dengan ritme lagu, otomatis bom yang dikeluarkan sesuai ritme dan langsung membelah leher para monster.
 Mereka mendengar apa yang Alice dengar di Earphonennya, tiba-tiba kecepatan bertarung mereka semakin cepat karena mendengar lagu itu. Suasana hati Naora hari ini sangat senang, saat bertarung tak henti-hentinya dia berpikir wajah keren Len saat pingsan. Sambil bernyanyi mengikuti lirik lagu dia memanah, panahannya selalu tepat sasaran. Haruna menendang dan memukul leher monster sampai terbelah dan melilit leher monster dengan menggunakan rantai panjang yang keluar dari gelangnya, sampai leher monster itu putus. Ishina dengan santai membelah leher bagian depan monster dengan kedua pedangnya dan tak lupa dia mengemut permen (Ishina tidak pernah lupa,membawa stok permennya) Miko sedikit ketakutan saat mengarahkan cambuknya ke leher monster, tapi lama-lama dia mulai terbiasa.
“ Cukup! Untuk hari ini kita lanjutkan lain hari! Ini adalah awal yang bagus!” Perintah Suzuha dari mobil.
Mereka mengikuti perintah Suzuha dan kembali kesekolah, ketika kembali kesekolah terlihat len sedang  menyiapkan mereka kue pisang dan teh.
 “Apakah kau membuat semua ini Len-kun?” Tanya Naora.
“ Ya, karena kubosan, ku jalan-jalan melihat-lihat ruangan disekolah ini, kebetulan saat itu aku melihat tepung dan pisang diruangan dapur. Tanpa pikir panjang kulangsung membuatkannya untuk kalian dengan bahan-bahan yang tersisa didapur.” Jelas Len
“ Kan sudah kubilang! Jangan liat-liat ruangan sembarangan seperti itu!” Tegur Suzuha.
Tanpa pikir panjang Naora langsung memakan kue buatan Len. “Hoiisshhii desu, kau jago masak ya? Len-kun….” Puji Naora. “T-terimakasih” jawab Len terbata-bata.
“Naora jangan makan sembarangan seperti itu, bagaimana kalau dikue itu ada ra—“ Tegur Ishina, Tiba-tiba Naora menyumpal mulut Ishina dengan kue buatan Len,
“ Ah enakk… Kue ini lebih enak dari kue saat perlombaan itu!” Kata Ishina dan memakannya lagi.
“ Aku tak akan percaya padamu Len-kun, hanya karena kau jago masak..” Kata Ishina keruang latihan setelah puas memakan kue buatan Len.
 Begitu juga Alice,Miko dan Haruna, mereka menyusul Ishina pergi keruang latihan sedangkan Suzuha pergi keruang lab. Hanya tersisa Len dan Naora diruangan itu.
“Etoo…Len-kun, kamu tu udah keren, suaramu bagus dan jago masak lagi. Andai saja aku punya pacar sepertimu, Len-kun….” Kata Naora keceplosan, karena terlalu malu. Dia menutup mulutnya, Len membuka tutupan mulutnya dan berkata “Kalau begitu aku akan menjadi pacarmu!” Kata Len memeluk Naora. “L-len jadi pacarku? A-aku sangat senang!! K-kalau begitu aku ingin melanjutkan latihanku dulu” Kata Naora tergagap dan menuju ruang latihan. Diruang latihan suasananya sangat canggung dan Naora memulai percakapan untuk membuyarkan suasana.
“Sou da! Alice-chan, Tokorode, kau ke Jepang karena liburan ya?” Tanya Naora.
“Tidak, aku kesini karena melihat keadaan perusahaan kami yang bangkrut. Gara-gara karyawan kepercayaan dari perusahaan kami menyelewangkan dana perusahaan. T-tapi..” kata Alice mulai menangis.
Kalau boleh tau, nama perusahaannya apa?”Tanya Miko
“ Perusahaan .......” Jawab Alice
“Haaaah?? Perusahaan .... , Ayahku bekerja disana?”
“B-benarkah?? Siapa nama ayahmu?”
“ Gumo Megpoid....”
“Hahhhh??? Itukan nama karyawan kepercayaan yang telah membuat bangkrut perusahaan kami. Jadi Ayahmu yang membuat perusahaanku bangkrut???!!!!” Teriak Alice marah.
“Maka dari itu maafkan aku!!!” Teriak Miko meminta maaf sambil menundukan punggungnya.
“Hah!! Apa dengan kata maafmu itu, orangtua ku bisa hidup…..
“PLAAAKKKKKKKK” Teriak Alice marah sambil menampar wajah Miko.
Haruna melihatnya sangat kesal, dia sudah bersiap mengepalkan tangannya berniat untuk memukul Alice tapi dihalang Ishina. “Eh, Alice!!! Yang salah itu Ayah Miko, bukan Miko!! Kenapa kau menamparnya seperti itu?? Lagipula dia sudah minta maafkan!!!???” Teriak Haruna marah. Alice tak mendengarkan dan pergi dari ruang latihan.
Naora mulai merasa bersalah, “Aku ini bodoh! Kenapa aku memulai percakapan!! Aku hanya memperburuk keadaan!” Gumam Naora. Ishina hanya terdiam melihat kejadian itu.
*Beberapa hari kemudian*
Keadaaan jadi bertambah canggung, sedangkan Suzuha tak menyadari kejadian itu.
“Oke minna!! Karena kita terus melakukan pemburuan monster, populasi mereka makin menipis. Hanya tersisa 20 disana! Sekarang ayo kita habiskan mereka!!” Teriak Suzuha bersemangat.
“Ayo!!” Jawab Naora bersemangat tapi sebenarnya dia tak terlalu bersemangat. Miko,Ishina,Haruna,Miko tak mengatakan apa-apa dan langsung naik mobil disusul Suzuha dan Naora. Biasanya diperjalanan mereka bermain tebak-tebakan atau permainan lain. Tapi sekarang tidak,suasana benar-benar menjadi canggung.

Apa yang dilakukan Len saat sendirian disekolah?
 “Ah… Sial!! Dimana sih ruang pengontrolan????” Kata Len sambil keluar masuk ruangan.
“Oh!! Ini dia!! Alat-alat canggih disini banyak sekali. He??Banyak sekali tombol-tombol disini, aku harus menemukan tombol yang bisa membuatku keluar dari sini, sebelum pasukan monsterku habis.” Gumam Len mulai mengutak-atik.
“ Ah.. Kristal apa ini?? Sudahlah, siapa tau ini berguna…” Gumam Len dan mengambilnya
Ketika Len menekan tombol hijau tak terjadi apa-apa, menekan tombol biru tiba-tiba sekolah menjadi terlihat dari luar, dan dilanjutkannya dengan menekan tombol merah. Tiba-tiba pintu gerbang sekolah terbuka, Len segera keluar dari sekolah menyusul Naora dan teman-temannya.

Alice memutar music Lie yang dinyanyikan Len. Biasanya saat Naora mendengar lagu-lagu Len dia bersemangat, tapi ketika mendengarnya Naora merasa seperti ada sesuatu yang tak beres dengan Len. Tapi dia tak menghiraukannya dan mulai bertarung. Biasanya sebelum memulai pertarungan mereka berteriak bersama-sama “Ayo Hajar monster Tengik!!!”, tapi sekarang mereka mengucapkannya dalam hati mereka masing-masing. Merekapun bertarung, yang tersisa sekarang hanya 3 monster. “ Ayo kita akhiri ini!!!!” Kata mereka dalam hati. Tiba-tiba monster yang tadinya ada 3, bertambah banyak dan banyak, karena mengisap rasa marah,bersalah,dengki dari Naora dan teman-temannya.Tiba-tiba dari gerombolan monster keluar Len. Naora tak percaya itu Len dan menggosok mata-matanya berkali,
“Are??Kenapa tetap terlihat Len, ini tidak mungkinkan?” Gumam Naora tak percaya.
 “Itu Len!! Ternyata dialah yang mengendalikan semua monster, cepaat serang dia!!” Perintah Suzuha.
“Ah ternyata itu memang Len!” Gumam Naora sambil siap memanah. Ishina berusaha membelah leher monster itu berkali-kali tapi tak terjadi apapun, kali ini dia tak mengemut permennya karena alasan tertentu. Miko mencambuk monster, tapi monster itu malah menjadi makin liar. Miko sangat ketakutan, Alice mengeluarkan bom. Kali ini dia tak mengeluarkannya sesuai ritme, tetap tak terjadi apa-apa pada monster itu. Alice ketakutan, tiba-tiba dia mengingat kejadian orangtuanya. Haruna berusaha beberapa kali. tapi tak terjadi apa-apa, monster itu tak menyiakan kesempatan dan terus menyerap energy ketakutan dari mereka. Monster itu bertambah banyak dan banyak.
Sedangkan Naora bergetar memegang anak panahnya
“Apa itu benar Len-kun? Apa benar itu Len yang kukenal?,dan  Aku yang menyebabkan Miko dan Alice bertengkar, apakah aku ini benar-benar orang yang baik?” Gumam Naora bertanya-tanya dalam hatinya, dia terus menanyakan pertanyyaaan itu berulang-ulang. Pikirannya kosong, perasaan takut,bersalah terus bercampur dalam hatinya.
“Apakah kalian tau kenapa senjata kalian tak mampu menebas leher pasukan monsterku?? Itu karena mereka mengisap energy kebencian dari kalian, monsterku terus bertambah dan menjadi kuat karena kalian. Arigattooo minna!!, Oh ya! Aku penasaran apa fungsi dari Kristal ini?” Tanya Len di atas bahu monster sambil mengeluarkan Kristal disakunya.
“Hah?? Itukan pusat kekuatan senjata-senjataku, bagaimana kau menemukannya?. Cepat kembalikan!!” Teriak Suzuha.
“Oh.. Jadi itu fungsinya, aku akan mengembalikan padamu. Setelah kuhancurkan ini!!!” Teriak Len dan menghancurkan Kristal itu.
Tiba-tiba senjata mereka tak berfungsi, kecuali senjata Naora.
“Naora cepat bunuh Len! Jika kau membunuhnya, maka monster itu akan terbunuh juga. Dialah yang mengendalikan semua monster itu! Hanya senjatamu yang masih bisa berfungsi karena kekuatan senjatamu bukan dari kristal itu tapi kekuatan senjatamu itu dari dirimu sendiri!!” Teriak Suzuha.
“ Ara, Na-chan…. Arigato, kau telah banyak membantuku, tanpamu ku takkan bisa berhasil seperti ini. “ Kata Len.
Naora semakin gemetar memegang anak panahnya. Aura kegelapan terus menyelimuti Naora.
“Bagus Naora!! Terus, terus keluarkan aura kegelapan dari tubuhmu. Kau sangat banyak membantu, jasamu takk pernah kulupakan, Na-chan!!” Teriak Len.

Continued~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar