Nagisa X
reader
Genre: Sport,Romance, School
Kau memilih
Nagisa ya? Aku juga suka Nagisa, sifatnya yang imut itu membuatku suka padanya.
Tapi difanfic ini sifat Nagisa akan berbeda. Selamat membaca!!!
“Ada apa
Nagisa, apa yang ingin kau bicarakan padaku?” Tanyamu
“ Nanti
saja,mmm.. Kau maukan jalan denganku?” Tanya Nagisa lagi.
“Tentu
saja!” Jawabmu
Nagisa dan
kau meninggalkan Haru-senpai,Mako-senpai dan Rei. Setelah Nagisa berganti
pakaian dia menghampirimu.
“Oke…___-chan
k-kita akan pergi kemana?” Tanya Nagisa
terlihat gugup.
“ Bagaimana
kalo kita pergi ke toko aksesoris. Aku sudah lama tak kesana” Usulmu.
“Baiklah…”
Jawab Nagisa.
Diperjalanan
menuju toko, Nagisa tak hentinya melihat kebawah. Tiba-tiba dia memegang
tanganmu dan tak berkata apa-apa. Dia tak seperti biasanya, ketika kau ingin
menanyakan kenapa, kata-katamu terpotong dengan kata-kata Nagisa. “ Ini dia
toko aksesorisnya, ayo masuk!!” Teriak Nagisa melepaskan tanganmu dan pergi
duluan. Kamu menyuruh Nagisa untuk pelan-pelan dan menyusulnya.
“Ah, pita
ini terlihat sangat imut. Tapi pita warna ___ ini terlihat sangat cantik. Yang
mana yang akan kupilih?” Tanyamu
“ Bagaimana
kalau pita warna ___, aku rasa kau terlihat sangat imut ketika memakainya.”
Puji Nagisa mengambil pita itu dan memasangnya ke rambutmu.
entah kenapa
mukamu langsung memerah, Kau tak mampu berkata apa-apa.
“I-ini sama
seperti apa y-yang Nagisa lakukan waktu kecil ya? ” Tanyamu, kali ini kamu yang
tergagap.
“Y-ya”
Jawabnya gugup.
“Aku pergi
ke toilet sebentar ya…” Katamu dan meninggalkan Nagisa, Nagisa hanya
menganggukan kepala dan menunggumu.
“Ahhh, apa
yang terjadi padaku… Kenapa hatiku selalu berdegup kencang ketika bersama Nagisa. Sebelumnya aku tak merasa seperti ini
ketika bersamanya..” Gumammu sambil membasuh muka mu di westafel, ketika kau
keluar entah kenapa keadaan di toko aksesoris menjadi sepi. Orang-orang
bertunduk dan terlihat seseorang laki-laku berambut ungu memegang pistol, kamu
berusaha lari dan mencari Nagisa. Tapi Nagisa tak ada di toko itu,
“Hey kau,
kau gadis tercantik yang pernah ku temui,jangan mencoba melarikan diri seperti
itu. Jangan takut, aku akan melakukan perbuatan special padamu. Kau maukan
jalan denganku?” Tanya lelaki itu sambil memperlihatkan gigi hiunya.
“Tidak akan
pernah!” Jawabmu dan berlari.
“DORRRR!!!!”
Lelaki itu menembakmu, tapi… meleset, kamu terkejut dan terjatuh. Pemberian
pita dari Nagisa waktu itu terjatuh, tanpa pikir panjang kamu langsung
mengambilnya. Ketika kau hendak mengambilnya tiba-tiba kaki lelaki itu
menginjak tanganmu dan berkata “ Kan sudah kubilang jangan mencoba melarikan
diri seperti itu, nah… Inilah hukumannya kalau kau menentangku…” Kata lelaki
itu. Kamu kesakitan, yang keluar dari mulutmu hanya “Tolong lepaskan kakimu,
sakit!Sakit!” Rengekmu menangis. Tiba-tiba terlihat Nagisa membawa dua buah
soda, kupikir itu untuk kalian berdua.
POV Nagisa.
“ahhh
___-chan, dia kesakitan!! Kenapa dengan lelaki itu. Aku tak boleh diam, aku
harus menghajarnya. Baru kali ini aku melihatnya kesakitan sekali, aku takkan
mengampunimu!!!!!” Teriakku masuk toko dan langsung menendang pistol penjahat
itu. Walaupun sempat terselip rasa takut dihati, karena kekuatan ___-chan yang
selalu melindungiku. Aku juga ingin melindunginya.
Pistol yang
dibawa penjahat itu terjatuh, ketika dia berusaha mengambilnya. Aku tak memberinya
kesempatan dan langsung menendang tangannya, kakinya sudah tak menginjak tangan
___-chan lagi. Tapi tetap saja ___-chan terlihat kesakitan, penjahat itu menghajar
balik. Aku terpental, terasa ada yang mengalir dijidatku karena dia menendangku
tepat dijidat. Aku bangkit kembali dan menghajarnya lagi, aku tak merasa takut
walaupun dia lebih tinggi dariku. Tiba-tiba datang polisi, langsung menangkap
penjahat itu. ternyata salah satu pengunjung yang menelponnya. Tanpa pikir
panjang ku langsung menghampiri
___-chan, tampak dia menangis dan memegangi tangannya.
“Ah… tak
pernah kulihat ___-chan menangis seperti ini, setiap kali dia terlihat kuat.
Dia terlihat sangat imutt!” Gumamku dan…
“….Eeh,
kenapa aku sempat memikirkan itu…???” lanjutku sambil menggelengkan kepala.
“Kau tak
apa, ___-chan?” Tanyaku.
“Aku tidak
apa-a----, Eh?? Ada apa dengan jidatmu, berdarah seperti itu?” Tanyanya lagi
sambil mengambil tissue dari dalam tasnya dan melapkannya kejidatku walaupun
tangan kanannya masih sakit.
‘’Oh ya!
Pitanya!, untung saja tak hilang” Teriak ___-chan dan mengambilnya.
“Itu kan?
Pita yang kuberi waktu dulu. Kau masih menyimpannya?” Tanyaku
“Ya, aku
selalu menyimpannya.” Jawab ___-chan tersenyum.
POV Normal
Nagisa
terlihat keren ketika menghajar penjahat seperti itu. Baru kali ini kamu
melihat Nagisa seperti itu, walaupun jidatnya berdarah dia masih
mengkhawatirkanmu.
“Nagisa,
sekarang kau sudah menjadi kuat. Kau telah melindungiku, Terimakasih….” Katamu
lagi-lagi tersenyum.
“I-itu,
etooo…., hee??? Itu karena aku…, G-gawat aku tak bisa menahannya. Dia terlihat
imut sekali…”Gumam Nagisa dan…
“Itu karena
aku mencintaimu, aku tak bisa melihat orang yang ku suka kesakitan seperti itu.
J-jadi ku harus melindungimu, karena kau adalah orang yang ku ku s-suka!!”
Teriak Nagisa berusaha mengatakannya.
“B-benarkah?
Aku senang ketika kau mengatakannya, mmm…. Aku mencintaimuuu” Katamu dan
mencium pipi Nagisa.
“ahh..etoo…etooo”
Kata Nagisa tergagap malu.
Ternyata
pengunjung di toko memperhatikan kalian berdua tiba-tiba mereka tepuk tangan.
Muka kalian berdua langsung berubah menjadi merah.
Apa yang
terjadi pada Rei, Mako-senpai, dan Haru-senpai yang kau tolak?
“Aku mau
dipilih ___-chan!!!!” Teriak Mako-senpai dan Haru-senpai bersamaan.
Nauthor:
Kalau begitu kalian berdua akan kupilih, kan ___-chan udah milih Nagisa.
“Tidak!
Sampai kapanpun aku tak memilih Nauthor. Kukan selalu menunggu ___-chan” Teriak
mereka bersamaan lagi.
“Ahh… Senpai
kalian berdua sangat kompak” Kata Nauthor nepuk jidat, sedangkan Rei terlihat
depresi dipojokan. Terlihat dia melempar kacamatanya, setelah itu mengambil dan
memasang dimatanya lagi sambil berkata “Aku cinta ___-chan” berulang kali.
“Ah Rei,
kasian sekali kau. Bagaimana kalau aku membantumu dengan memberikan segudang
kacamata ini. Jadi kau tak susah mencari kacamata lagi untuk dibanting” Kata
Nauthor mengambil kardus berisi banyak kacamata yang entah dimana dapatnya.
“Terimakasih,
Nauthor. Kau sungguh membantu.” Kata Rei sambil melanjutkan membanting banyak
kacamata.
~The End