Selasa, 01 April 2014

He is Mine (Gumi Yandere) Chapter 3 Final



Judul : He is  Mine
Genre : School, Gore, Slice of Life, Romance
Chapter 3/3
‘’E-etto Len mungkin aku gugup saat saat aku bersamamu karena jantungku terus berdetak kencang saat didekatmu.’’ Jawabku Malu.
Len sedikit terkejut dan Mukanya memerah.
‘’S-sudahlah G-gumi, santai saja saat bersamaku’’ kata Len terbata-bata dan mengelus kepalaku.
Elusan kepalanya sangat lembut, kepanikanku tadi seakan hilang ketika dielusnya.
‘’Ya sudahlah… Apa yang akan terjadi akan kuhadapi’’ gumamku.
Sesampai dirumah, aku langsung menyuruh Len masuk dan membuatkannya teh.
‘’Gumiii!! Ini ayah buka pintunya Gumi!!’’ terdengar suara Ayah.
‘’Ne Len kau disini saja, sebentar lagi aku akan kembali’’  kataku beranjak dari samping Len.
‘’Ayah!!Ada apa kau datang kemari? Pulanglah!! Aku benci melihat muka memohon seperti itu.’’ Kataku sambil membuka pintu.
‘’Maafkan aku Gumi, aku kesini karena Chiaki-san memutuskan hubungan denganku. Aku tak tau dimana tinggal, jadi boleh a—‘’
“Hah!! Enak sekali, setelah membuat Ibu dan aku menderita ,kau dengan mudah meminta maaf.Aku takkan mudah memaafkanmu Ayah!! Sebelum kau mengerti bagaimana rasa sakit yang pernah aku dan Ibu rasakan!!!’’
Aku langsung mengeluarkan pisau andalanku, yang biasanya selalu kubawa kemana-mana. Tak pikir panjang ku langsung menutup mulutnya dengan tangan kiriku sedangkan tangan kananku menusuk perut Ayah dengan pisau berkali-kali. Aku menyeret Ayah dan membawanya kekamarku,  jika ku membunuhnya di depan pintu akan ketahuan banyak orang. Dipikiranku hanya bunuh ayah dan bunuh Ayah. Kukeluarkan pisau dari perut Ayah dan kulanjutkan menusuk mulutnya berkali-kali.
‘’Ne ayah?Apa kau senang?Aku akan membuatmu melupakan Chiaki-san selamanya. Aku harap ayah tidak sedih lagi. Ayah jangan sedih lagi ya? karena Aku akan membuat Ayah akrab dengan Rin dan orang-orang yang ada ditembok itu. Kuyakin kau bisa cepat akrab dengan mereka, Tapi!! Semua orang sudah mendapatkan bagiannya masing-masing. Itu (sambil menunjuk) kepalanya Miku, badannya Luka, dan kakinya Neru. Aku sedih melihat kepala Rin sendirian disana, aku akan membuat ayah dan Rin menjadi teman baik. Hora, kelihatannya Rin senang Ayah, kulihat kau juga bersemangat Ayah!!!’’
Ayah ingin mengucapkan sesuatu
‘’ Ayah? Apa ada yang ingin kau bicarakan?’’ Tanyaku mencabut pisau dari mulutnya dan mendekatkan telingaku ke mulutnya.
‘’Ayah, aku tidak mendengar apa yang kau bicarakan. Cepat bicara Ayah, Jika kau diam berarti kau siap ayahhh!!!!!!!!’’ Teriakku menyembelih lehernya dan memotong kedua kakinya sambil tertawa terbahak-bahak. Kupajang badan ayah dibawah kepala Rin,
‘’PPPpppffttt, Rin terlihat gagah sekali mempunyai badan ayah’’ gumamku tertawa.
‘’Huhh? Kenapa Gumi lama sekali apa yang dilakukannya ‘’ gumam Len beranjak dari ruang Keluarga. Ruang keluarga jauh dengan kamarku, kamarku didepan sehingga dia tidak mendengar apa yang terjadi.
‘’Are??Nanda kore?? Banyak sekali nama-nama yang tertulis disini.  …Astaga!! Inikan nama-nama orang yang sudah meninggal!! Apa ini punya Gumi? Apa Gumi hebat dalam memprediksi kematian orang’’ Len bingung.
‘’Darah apa ini?’’ Len penasaran dan membuka pintu kamarku.
Ketika aku berbalik ingin mencari buku catatanku. Terlihat Len
‘’ Ara Len? Kataku kan tunggu disana. Aku akan cepat kembali, tapi kenapa kau masuk kamarku tanpa permisi?’’ Tanyaku sambil menatapnya dengan tatapan pembunuh.
‘’G-gumi a—apa kau yang melakukan semua ini?’’ Tanya Len.
‘’Ya tentu saja, kulakukan semua ini hanya untukmu Len. Jika ada orang yang mendekatimu, aku langsung membunuh mereka. Aku juga akan membunuh siapapun yang menghina ibuku, aku akan membuat mereka merasakan apa yang ibu rasakan. Apa kau senang Len?’’ Tanyaku tersenyum.
‘’Apa kau benar-benar senang saat kau melakukan semua itu? Apa kau benar-benar mengerti perasaan Ibumu setelah kau melakukan semua itu? Apakah ibumu benar-benar senang kau melakukan semua itu?’’  Tanya Len
‘’Yaaa!!! Aku benar-benar senang saat melakukannya. Apa yang kau tau dari perasaanku? tak ada yang akan mengerti perasaanku. Hanya ibu yang mengerti perasaanku, Kuyakin ibu senang disana.  Kalau begitu aku akan membuatmu mengerti bagaimana perasaanku L-len!!’’ Teriakku sambil berlari menuju Len dan menodongkan pisau ke arahnya
Len hanya diam dan tak memerlukan perlawanan dan tersenyum padaku.
‘’B-baka!!! Jika kau diam seperti itu aku akan mudah mem—b---‘’ tiba-tiba dipipiku seperti ada
sesuatu yang mengalir
‘’Sial, kenapa kaki ini sulit melangkah. Padahal sekilan tangan lagi pisau itu bisa menusuk perut Len, AAAAAAAAA!!!!!’’ Teriakku berusaha menusuk Len.

____

Len menjatuhkan pisau ditanganku dan langsung memelukku. Ingin rasanya ku ambil pisau itu kembali dan menusuk perut Len.
‘’Len aku ini menyedihkan sekali, aku yakin kau pasti malu mempunyai pacar sepertiku ini. ’’ Jawbaku menangis
‘’Sudahlah Gumi, jangan lakukan itu lagi. Tanpa kau melakukan semua itu, aku tetap menyukaimu. Karena kamu adalah satu-satunya orang yang paling ku cinta didunia ini, aku mencintaimu Gumi’’ Kata Len sambil mengelus kepalaku.
‘’ Sial!! Aku di kalahkan dengan pelukan den elusanmu Len!! MMmmm (menganggukan kepala) aku juga mencintaaaaiimuuuu’’ jawabku menangis.
‘’E-ehh!!!! Kau ditaklukan dengan pelukanku!!’’ Teriaknya Kaget dan mengusap air mataku, ‘’Kita bakar saja ya buku ini?’’ Tanya Len.
Aku hanya menganggukan kepalaku,
‘’B-bagaimana hari ini kita kencan? Kitakan belum pernah kencan sama sekali? __--__’’ Tanya Len.
‘’Tentu saja Len’’ jawabku tanpa pikir panjang.
‘’Aahh.. Respond yang sangat cepat seperti biasanya, nanti kita akan pergi kemana?’’ Tanya Len
‘’Ke toko Boneka……’’ Jawabku dengan cepat.
‘’Boneka, okee!! Bagaimana kalo boneka pisang?’’ Tanyanya
‘’Tidak!!!’’ Jawabku dengan cepat lagi
‘’Aaahhh, Gumi.... .Respond yang menyakitkan’’ jawab Len tertawa kecil.

--END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar