Judul : He is Mine
Genre : School, Gore, Slice of Life, Romance
Chapter 3/3
‘’E-etto Len
mungkin aku gugup saat saat aku bersamamu karena jantungku terus berdetak
kencang saat didekatmu.’’ Jawabku Malu.
Len sedikit
terkejut dan Mukanya memerah.
‘’S-sudahlah
G-gumi, santai saja saat bersamaku’’ kata Len terbata-bata dan mengelus
kepalaku.
Elusan
kepalanya sangat lembut, kepanikanku tadi seakan hilang ketika dielusnya.
‘’Ya
sudahlah… Apa yang akan terjadi akan kuhadapi’’ gumamku.
Sesampai
dirumah, aku langsung menyuruh Len masuk dan membuatkannya teh.
‘’Gumiii!!
Ini ayah buka pintunya Gumi!!’’ terdengar suara Ayah.
‘’Ne Len kau
disini saja, sebentar lagi aku akan kembali’’
kataku beranjak dari samping Len.
‘’Ayah!!Ada
apa kau datang kemari? Pulanglah!! Aku benci melihat muka memohon seperti
itu.’’ Kataku sambil membuka pintu.
‘’Maafkan aku
Gumi, aku kesini karena Chiaki-san memutuskan hubungan denganku. Aku tak tau
dimana tinggal, jadi boleh a—‘’
“Hah!! Enak
sekali, setelah membuat Ibu dan aku menderita ,kau dengan mudah meminta
maaf.Aku takkan mudah memaafkanmu Ayah!! Sebelum kau mengerti bagaimana rasa
sakit yang pernah aku dan Ibu rasakan!!!’’
Aku langsung
mengeluarkan pisau andalanku, yang biasanya selalu kubawa kemana-mana. Tak
pikir panjang ku langsung menutup mulutnya dengan tangan kiriku sedangkan
tangan kananku menusuk perut Ayah dengan pisau berkali-kali. Aku menyeret Ayah
dan membawanya kekamarku, jika ku
membunuhnya di depan pintu akan ketahuan banyak orang. Dipikiranku hanya bunuh
ayah dan bunuh Ayah. Kukeluarkan pisau dari perut Ayah dan kulanjutkan menusuk
mulutnya berkali-kali.
‘’Ne ayah?Apa
kau senang?Aku akan membuatmu melupakan Chiaki-san selamanya. Aku harap ayah
tidak sedih lagi. Ayah jangan sedih lagi ya? karena Aku akan membuat Ayah akrab
dengan Rin dan orang-orang yang ada ditembok itu. Kuyakin kau bisa cepat akrab
dengan mereka, Tapi!! Semua orang sudah mendapatkan bagiannya masing-masing.
Itu (sambil menunjuk) kepalanya Miku, badannya Luka, dan kakinya Neru. Aku
sedih melihat kepala Rin sendirian disana, aku akan membuat ayah dan Rin
menjadi teman baik. Hora, kelihatannya Rin senang Ayah, kulihat kau juga
bersemangat Ayah!!!’’
Ayah ingin
mengucapkan sesuatu
‘’ Ayah? Apa
ada yang ingin kau bicarakan?’’ Tanyaku mencabut pisau dari mulutnya dan
mendekatkan telingaku ke mulutnya.
‘’Ayah, aku
tidak mendengar apa yang kau bicarakan. Cepat bicara Ayah, Jika kau diam
berarti kau siap ayahhh!!!!!!!!’’ Teriakku menyembelih lehernya dan memotong
kedua kakinya sambil tertawa terbahak-bahak. Kupajang badan ayah dibawah kepala
Rin,
‘’PPPpppffttt,
Rin terlihat gagah sekali mempunyai badan ayah’’ gumamku tertawa.
‘’Huhh?
Kenapa Gumi lama sekali apa yang dilakukannya ‘’ gumam Len beranjak dari ruang
Keluarga. Ruang keluarga jauh dengan kamarku, kamarku didepan sehingga dia
tidak mendengar apa yang terjadi.
‘’Are??Nanda
kore?? Banyak sekali nama-nama yang tertulis disini. …Astaga!! Inikan nama-nama orang yang sudah
meninggal!! Apa ini punya Gumi? Apa Gumi hebat dalam memprediksi kematian
orang’’ Len bingung.
‘’Darah apa
ini?’’ Len penasaran dan membuka pintu kamarku.
Ketika aku
berbalik ingin mencari buku catatanku. Terlihat Len
‘’ Ara Len?
Kataku kan tunggu disana. Aku akan cepat kembali, tapi kenapa kau masuk kamarku
tanpa permisi?’’ Tanyaku sambil menatapnya dengan tatapan pembunuh.
‘’G-gumi
a—apa kau yang melakukan semua ini?’’ Tanya Len.
‘’Ya tentu
saja, kulakukan semua ini hanya untukmu Len. Jika ada orang yang mendekatimu,
aku langsung membunuh mereka. Aku juga akan membunuh siapapun yang menghina
ibuku, aku akan membuat mereka merasakan apa yang ibu rasakan. Apa kau senang
Len?’’ Tanyaku tersenyum.
‘’Apa kau
benar-benar senang saat kau melakukan semua itu? Apa kau benar-benar mengerti
perasaan Ibumu setelah kau melakukan semua itu? Apakah ibumu benar-benar senang
kau melakukan semua itu?’’ Tanya Len
‘’Yaaa!!! Aku
benar-benar senang saat melakukannya. Apa yang kau tau dari perasaanku? tak ada
yang akan mengerti perasaanku. Hanya ibu yang mengerti perasaanku, Kuyakin ibu
senang disana. Kalau begitu aku akan
membuatmu mengerti bagaimana perasaanku L-len!!’’ Teriakku sambil berlari
menuju Len dan menodongkan pisau ke arahnya
Len hanya
diam dan tak memerlukan perlawanan dan tersenyum padaku.
‘’B-baka!!!
Jika kau diam seperti itu aku akan mudah mem—b---‘’ tiba-tiba dipipiku seperti
ada
sesuatu yang mengalir
‘’Sial,
kenapa kaki ini sulit melangkah. Padahal sekilan tangan lagi pisau itu bisa
menusuk perut Len, AAAAAAAAA!!!!!’’ Teriakku berusaha menusuk Len.
____
Len
menjatuhkan pisau ditanganku dan langsung memelukku. Ingin rasanya ku ambil
pisau itu kembali dan menusuk perut Len.
‘’Len aku ini
menyedihkan sekali, aku yakin kau pasti malu mempunyai pacar sepertiku ini. ’’
Jawbaku menangis
‘’Sudahlah
Gumi, jangan lakukan itu lagi. Tanpa kau melakukan semua itu, aku tetap
menyukaimu. Karena kamu adalah satu-satunya orang yang paling ku cinta didunia
ini, aku mencintaimu Gumi’’ Kata Len sambil mengelus kepalaku.
‘’ Sial!! Aku
di kalahkan dengan pelukan den elusanmu Len!! MMmmm (menganggukan kepala) aku
juga mencintaaaaiimuuuu’’ jawabku menangis.
‘’E-ehh!!!!
Kau ditaklukan dengan pelukanku!!’’ Teriaknya Kaget dan mengusap air mataku,
‘’Kita bakar saja ya buku ini?’’ Tanya Len.
Aku hanya
menganggukan kepalaku,
‘’B-bagaimana
hari ini kita kencan? Kitakan belum pernah kencan sama sekali? __--__’’ Tanya
Len.
‘’Tentu saja
Len’’ jawabku tanpa pikir panjang.
‘’Aahh.. Respond
yang sangat cepat seperti biasanya, nanti kita akan pergi kemana?’’ Tanya Len
‘’Ke toko
Boneka……’’ Jawabku dengan cepat.
‘’Boneka,
okee!! Bagaimana kalo boneka pisang?’’ Tanyanya
‘’Tidak!!!’’
Jawabku dengan cepat lagi
‘’Aaahhh,
Gumi.... .Respond yang menyakitkan’’ jawab Len tertawa kecil.
--END


Tidak ada komentar:
Posting Komentar