Judul : Ice Cream
Genre : Romance
Chapter 3/3
‘’STOOOPPPP!!!!!’’
terdengar teriakan Kaito.
‘’Kenapa
disaat seperti ini kumendengar dengan jelas teriakannya. Baka!!!Baka!!!!,
‘’ Ahhh…
Kenapa lelaki berkuncir itu tak menusukku’’ sambil membuka mata.
Terlihat … Kaito
kelelahan.
‘’Ahh…Kaito
membuat Penjahat itu Pergi’’ Gumamku
Engahan
nafasnya terdengar sangat jelas, rintikan air hujan dan peluhnya yang menetes
saling berirama. Kaito memaksakan dirinya berjalan dan duduk disampingku, ingin
aku beralih dari tempat ini, tapi hati ini mengunci dengan kuat tangan dan
kakiku.
‘’G-gumi jangan lari dariku seperti itu!’’ Teriak
Kaito
‘’K-kenapa
kau meneriaki ku seperti itu, aku lari dari Kaito karena aku tak mau belas
kasihan darimu. Kau bilang aku imut padahal menjijikan kan? Aku sangat benci
ketika aku mendengar kau selalu mengucapkan kata imut pada Miku. Aku ingin kata
itu untukku saja, ketika bersamamu jantungku selalu beerdegup kencang. Ketika
ku mendengar perkataan Miku tadi, hatiku seperti ada yang menusuk, saat itu aku
tersadar aku menyukaimu. T-tapi Kaito malah bersikap biasanya, karena pandangan
kita berdua berbeda, Kaito tak merasakan apa yang kurasakan. Aku benci K-kaito
tapi aku tak bisa menghilangkan rasa suka ini!!!!!’’Balasku berteriak.
Seketika
suasana sepi ,hanya terdengar suara isak tangisku
‘’B-Baka!!
ituu waktu dulu aku pacaran dengannya. Tapi sekarang berbeda, sekarang aku
merasakan apa yang kau rasakan’’jawab Kaito menghapus air mataku dan memelukku.
Hatiku yang beku seakan mencair terkena pelukan hangatnya,
ketika ku
raba punggungnya. ‘’ahhhh… punggungmu berdarah Kaito. Astaga!Banyak sekali luka
tusuk di punggungmu!!! ‘’ Teriakku panic dan melepaskan pelukan.
‘’tak
apa-apa Gumi, walaupun aku mati. Asalkan--‘’
‘’jangan
berkata seperti itu Kaito!’’ kataku sambil meminjam hp nya untuk menghubungi
orang lain, sedangkan hpku rusak.
‘’Ternyata
Hp Kaito juga rusak, Apa yang harus kulakukan?Aku tidak bisa menghubungi orang
lain, dan… aku tak tau tempat ini’’ gumamku.
‘’……….Tidak!,
aku tau apa yang harus ku lakukan. Aku hanya perlu menemukan seseorang yang
bisa menolong kita Kaito!!!’’ Gumamku merangkul tangannya ke pundakku dan
berusaha berdiri.
Ditengah-tengah
derasnya hujan, aku dan Kaito terus berjalan tanpa arah dan tujuan. Hanya hati
inilah yang menuntun kami pergi kemana, terus berharap dan berharap ada yang
menolong. Beningya air hujan berubah menjadi merah. Tekadku yang setebal besi
makin menipis, dan menipis.
‘AAA!!!!
ittaaaiiiii’’ Teriak Kaito kesakitan,
“K-aito’’
Gumamku menangis dan terus merangkulnya.
Tak peduli
sudah beribu langkah kami ayunkan, tak terlihat seorang pun. Tiba-tiba kakiku
terasa sangat kaku dan sulit digerakkan. Tenagaku sudah mencapai batasnya.
Kududukkan Kaito disebelahku,
‘’Gomen
Kaito, ini semua salahku kau jadi kesakitan begini. Andai saja aku tidak
menganggapi perkataan Miku tadi, Andai saja aku tidak berlari dari tempat ice
cream tadi. Kau pasti tak akan mengejarku dan tak akan menderita seperti ini. Ditambah
lagi aku tak becus dalam mencari pertolongan seseorang, hontouni gomeeeeennn’’
kataku menangis dan memeluknya.
‘’Tak apa
Gumi, aku sangat senang ,kau menemaniku seperti ini, lain kali kita ke tempat
ice cream tadi ya. Aku ingin merasa ice-cream rasa pandan yang kau pesan waktu
disana’’ jawab Kaito tersenyum menghapus air mataku.
‘’D--Dasar
Kaito, diwaktu seperti ini kau masih bisa membahas ice cream. ….Ya, lain kali
aku juga ingin merasa ice cream vanilla yang Kaito pesan, Ayo kita jalan lagi.
Siapa tau kita bertemu orang lain’’ jawabku menahan tangis dan berusaha berdiri
‘’jangan
paksakan dirimu Gumi. Kau terlihat menggigil Nih.. Pake aja syalku (berusaha
melepaskan syalnya dan memasangkannya ke leherku). ‘’
‘’B-Baka,
kenapa kau mengkhawatirkan aku. Harusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri,
Kaito!!’’ jawabku sambil berusaha berdiri lagi.
‘’Ku mohon
jangan lepaskan pelukan ini, tolong diamlah sebentar…’’ pinta Kaito
Ku turuti
apa perkataannya.
~~~~~~~
Pelukannya
yang hangat tiba-tiba terasa dingin, Nafas Kaito tak beraturan, wajahnya mulai
pucat.
‘’Kaito,jangan
bercanda Kaito, jangan menutup mata seperti itu Kaito!!!!!!’’ Teriakku menangis
dan berharap Kaito membuka matanya.
Pupus sudah semua harapan yang ku impikan. Hancur sudah kebahagiann yang
dinanti. Lenyap sudah mimpi-mimpi indah yang selalu hadir dalam tidur, dan
sia-sialah perjuanganku selama ini.
Saat itu aku
tersadar tak selamanya hidup itu selalu manis seperti ice cream, ada saatnya
ice cream itu terasa sangat pahit. Jika kau memiliki kemauan, kau bisa membuat
ice cream itu terasa manis kembali.
Dengan menambahkan cokelat atau meses diatasnya, atau cara lain yang kamu
inginkan. Bisa juga kau membiarkan ice cream itu,menjadi pahit selamanya.
Seperti apa yang kulakukan.
~END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar