Selasa, 01 April 2014

Ice Cream Chapter 3 (Final)




Judul     : Ice Cream
Genre    : Romance

Chapter 3/3 



‘’STOOOPPPP!!!!!’’ terdengar teriakan Kaito.
‘’Kenapa disaat seperti ini kumendengar dengan jelas teriakannya. Baka!!!Baka!!!!,
‘’ Ahhh… Kenapa lelaki berkuncir itu tak menusukku’’ sambil membuka mata.

Terlihat … Kaito kelelahan.
‘’Ahh…Kaito membuat Penjahat itu Pergi’’ Gumamku

Engahan nafasnya terdengar sangat jelas, rintikan air hujan dan peluhnya yang menetes saling berirama. Kaito memaksakan dirinya berjalan dan duduk disampingku, ingin aku beralih dari tempat ini, tapi hati ini mengunci dengan kuat tangan dan kakiku.
‘’G-gumi  jangan lari dariku seperti itu!’’ Teriak Kaito
‘’K-kenapa kau meneriaki ku seperti itu, aku lari dari Kaito karena aku tak mau belas kasihan darimu. Kau bilang aku imut padahal menjijikan kan? Aku sangat benci ketika aku mendengar kau selalu mengucapkan kata imut pada Miku. Aku ingin kata itu untukku saja, ketika bersamamu jantungku selalu beerdegup kencang. Ketika ku mendengar perkataan Miku tadi, hatiku seperti ada yang menusuk, saat itu aku tersadar aku menyukaimu. T-tapi Kaito malah bersikap biasanya, karena pandangan kita berdua berbeda, Kaito tak merasakan apa yang kurasakan. Aku benci K-kaito tapi aku tak bisa menghilangkan rasa suka ini!!!!!’’Balasku berteriak.

Seketika suasana sepi ,hanya terdengar suara isak tangisku
‘’B-Baka!! ituu waktu dulu aku pacaran dengannya. Tapi sekarang berbeda, sekarang aku merasakan apa yang kau rasakan’’jawab Kaito menghapus air mataku dan memelukku. Hatiku yang beku seakan mencair terkena pelukan hangatnya,


ketika ku raba punggungnya. ‘’ahhhh… punggungmu berdarah Kaito. Astaga!Banyak sekali luka tusuk di punggungmu!!! ‘’ Teriakku panic dan melepaskan pelukan.

‘’tak apa-apa Gumi, walaupun aku mati. Asalkan--‘’
‘’jangan berkata seperti itu Kaito!’’ kataku sambil meminjam hp nya untuk menghubungi orang lain, sedangkan hpku rusak.
‘’Ternyata Hp Kaito juga rusak, Apa yang harus kulakukan?Aku tidak bisa menghubungi orang lain, dan… aku tak tau tempat ini’’ gumamku.
‘’……….Tidak!, aku tau apa yang harus ku lakukan. Aku hanya perlu menemukan seseorang yang bisa menolong kita Kaito!!!’’ Gumamku merangkul tangannya ke pundakku dan berusaha berdiri.
               
Ditengah-tengah derasnya hujan, aku dan Kaito terus berjalan tanpa arah dan tujuan. Hanya hati inilah yang menuntun kami pergi kemana, terus berharap dan berharap ada yang menolong. Beningya air hujan berubah menjadi merah. Tekadku yang setebal besi makin menipis, dan menipis.
‘AAA!!!! ittaaaiiiii’’ Teriak Kaito kesakitan,
“K-aito’’ Gumamku menangis dan terus merangkulnya.

Tak peduli sudah beribu langkah kami ayunkan, tak terlihat seorang pun. Tiba-tiba kakiku terasa sangat kaku dan sulit digerakkan. Tenagaku sudah mencapai batasnya. Kududukkan Kaito disebelahku,
‘’Gomen Kaito, ini semua salahku kau jadi kesakitan begini. Andai saja aku tidak menganggapi perkataan Miku tadi, Andai saja aku tidak berlari dari tempat ice cream tadi. Kau pasti tak akan mengejarku dan tak akan menderita seperti ini. Ditambah lagi aku tak becus dalam mencari pertolongan seseorang, hontouni gomeeeeennn’’ kataku menangis dan memeluknya.
‘’Tak apa Gumi, aku sangat senang ,kau menemaniku seperti ini, lain kali kita ke tempat ice cream tadi ya. Aku ingin merasa ice-cream rasa pandan yang kau pesan waktu disana’’ jawab Kaito tersenyum menghapus air mataku.
‘’D--Dasar Kaito, diwaktu seperti ini kau masih bisa membahas ice cream. ….Ya, lain kali aku juga ingin merasa ice cream vanilla yang Kaito pesan, Ayo kita jalan lagi. Siapa tau kita bertemu orang lain’’ jawabku menahan tangis dan berusaha berdiri
‘’jangan paksakan dirimu Gumi. Kau terlihat menggigil Nih.. Pake aja syalku (berusaha melepaskan syalnya dan memasangkannya ke leherku). ‘’
‘’B-Baka, kenapa kau mengkhawatirkan aku. Harusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri, Kaito!!’’ jawabku sambil berusaha berdiri lagi.
‘’Ku mohon jangan lepaskan pelukan ini, tolong diamlah sebentar…’’ pinta Kaito
Ku turuti apa perkataannya.

~~~~~~~

Pelukannya yang hangat tiba-tiba terasa dingin, Nafas Kaito tak beraturan, wajahnya mulai pucat.
‘’Kaito,jangan bercanda Kaito, jangan menutup mata seperti itu Kaito!!!!!!’’ Teriakku menangis dan berharap Kaito membuka matanya.
               
Pupus sudah semua harapan yang ku impikan. Hancur sudah kebahagiann yang dinanti. Lenyap sudah mimpi-mimpi indah yang selalu hadir dalam tidur, dan sia-sialah perjuanganku selama ini.
Saat itu aku tersadar tak selamanya hidup itu selalu manis seperti ice cream, ada saatnya ice cream itu terasa sangat pahit. Jika kau memiliki kemauan, kau bisa membuat ice cream itu  terasa manis kembali. Dengan menambahkan cokelat atau meses diatasnya, atau cara lain yang kamu inginkan. Bisa juga kau membiarkan ice cream itu,menjadi pahit selamanya. Seperti apa yang kulakukan.



                                                                                                                ~END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar