Selasa, 01 April 2014

He is Mine (Gumi Yandere) Chapter 2



Judul : He is Mine
Genre: School,Slice of Life, Gore, Romance
Chapter 2/3
 
‘’Tidak… Aku harus membunuhnya, aku tak boleh takut. Ini sama saja seperti membelah hewan yang sering kulakukan.  Benar! Aku harus membunuhnya karena Rin menghina ibuku, Rin yang bikin aku dibicarakan semua orang dan Rin yang bikin Len sakit, aku takkan pernah membiarkannya hiduuppp!!!!’’ Gumamku.
‘’Ne, R—riiin’’ kataku sambil menodongkan pisau kebelakangnya.
‘’apa’an sih G—gumi’’ Tanyanya sambil berbalik, pisau itu langsung mengenai perutnya.
Ku masukkan pisauku lebih dalam dan lebih dalam lagi.
‘’AAAAAAAKKKKKKKKKKKKKK!!!!!!!’’ Teriak Rin kesakitan.
‘’ Lagi, lagi, teriak lagi!! Ini berbeda dari apa yang kupikirkan, ternyata lebih menyenangkan melakukannya pada manusia daripada hewan. Hewan tak bisa berteriak seindah ini, dan hewan tidak bisa mengeluarkan ekspresi seperti itu…. Teriak lagi aku sangat menyukai teriakanmu. Rinnn!!!!!’’ Teriakku sambil tertawa terbahak-bahak.
‘’Are???Rin mana teriakanmu yang indah itu?......, Sudahlah yang penting aku senang.’’ Gumamku.
Aku mengiris jari tangannya sama seperti apa yang  dia lakukan pada Len. Setelah itu kusembelih kepala Rin dan memasukaanya ke tasku. Terlihat mata Rin yang tercengang dan lidahnya yang terjulur ke luar.
‘’Pppffttttt,,, Rin ekspresi mukamu lucu sekali. Kaulah yang pertama menjadi koleksiku Rin. Sekarang apa yang kau rasakan setelah menjadi orang mati, Kau sudah taukan?’’ Gumamku meninggalkan badan Rin diruang Lab dan segera pergi ke makam ibu.

Sadar aku telah membunuh Rin. Sesaat aku menangis tiba-tiba entah kenapa aku tertawa terbahak-bahak ‘’Ne Ibuu, aku telah menemukan kesenangan yang tak pernah aku alami, tadi baru aku saja melakukannya pada Rin. Coba liat kepala Rin Ibu, terlihat lucu bukan? (sambil mengeluarkan kepala Rin dari dalam tas). Itu sungguh menyenangkan sekali, aku harap kamu juga senang disana Ibu….” Jelasku mengelus batu nisannya dan memasukan kembali kepala Rin ke dalam tasku.
Sesampai dirumah ku pajang kepala Rin ditembok kamarku dan tak lupa mencatat namanya.
*skip*
Keesokan harinya, aku pergi ke sekolah. Terlihat banyak orang berkumpul diruang lab, akupun ke sana. Ekspresi anak-anak lain sangat ketakutan ketika melihat jasad Rin tanpa kepala, entah kenapa aku sangat menyukai ekspresi mereka. Aku berusaha menahan tawa sambil menyamakan ekspresi wajahku sama seperti mereka semua. Dalam sekejap semua orang membicarakan tentang kematian Rin, dan sekarang mereka tak membicarakanku lagi. ‘
’Astaga!!! Melakukan ini selain menyenangkan juga mendapat banyak keuntungan, Yatta!!! Sekarang aku mudah mendekati Len, tak ada penganggu lagi!!!’’ Gumamku kegirangan.
Sekarang aku membunuh karena ada seseorang yang membuatku jengkel, seseorang yang nyakiti Len, atau karena aku tak ada kerjaan. Tak terasa banyak sekali nama-nama orang yang ada dibuku catatanku, otomatis bertambah banyak barang-barang koleksiku. Entah kapan aku berhenti membunuh seperti ini?Ku pikir aku akan selalu melakukannya karena sangat menyenangkan >.>, “yahhh… Jalani hidup seperti angin’’ Gumamku.
Tiba-tiba Len datang menghampiriku,
‘’ Ada apa Len?’’ Tanyaku tersenyum.
‘’ Aku harap kamu berhati-hati ya, banyak sekali anak perempuan yang terbunuh di sekolah ini. Aku pasti akan melindungimu Gumi, maka dari itu… Ee—tooo, k—kau maukan jadi p—p-pacarku?’’ Tanyanya malu.
Aku tak menyangka Len akan menembakku. Aku sangat senang.
‘’Tentu saja Len, (^_^)9’’ jawabku tanpa pikir panjang.
‘’Hahahaaha, respon yang sangat cepat.  ….
Kaukan sendirian dirumah, apa bolehkah aku mengunjungi rumahmu?’’ Tanya Len.
“Tentu saja’’ jawabku lagi.
                Sepulang sekolah kami berjalan bersama ke rumahku.
‘’Astaga!!!Kenapa aku bisa lupa? Banyak barang-barang yang tidak boleh kuperlihatkan pada Len. Bagaimana ini?’’ Gumamku panic.
‘’Kenapa Gumi kau terlihat panic begitu?’’ Tanya Len.
Continued…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar