Minggu, 20 April 2014

Late

Maafkan aku tidak bisa jujur dengan perasaanku sendiri
Andai saja aku bisa mengatakan “I LOVE U” padamu

Terimakasih telah melahirkanku…
Aku sangat bahagia menjadi anakmu….


Judul     : Late
                  Slice of Life
               
                Ketika kubangun dari tidur, kumelihat kau baru datang bekerja. Tak peduli sudah berapa lama kau bekerja, kau tak mengeluh sama sekali. Kau hanya memberiku sebuah senyuman yang manis. Setelah Ayah meninggal, kaulah yang membesarkanku seorang diri. Kau harus berperan menjadi dua orang, pertama menjadi ibu yang baik sekaligus menggantikan peran Ayah.
“Ibu..Apa kau baik-baik saja?” Tanyaku cemas.
“ Iya, ibu baik-baik saja..Bagaimana kalau kita jalan-jalan?” Tanyanya tersenyum.
“ Hore!! T-tapi bagaimana denganmu Ibu? Ibu pasti lelahkan?”
“ Tidak.. Ibu tidak lelah, cepat mandi baru kita beli makanan diluar sana…” jawabnya lembut
                Setelah melakukan apa yang Ibu suruh , kuberjalan beriringan bersamanya. Kita membeli bakpao dengan rasa yang sama, aku mengajak Ibu untuk singgah sebentar ke taman bermain. Disini banyak sekali permainan, aku sempat bingung memilih yang mana yang akan kumainkan. Akhirnya kuputuskan bermain ayunan, Ibu mendorongku dari belakang.
“Yeay!!! Ibu dorong lebih kuat lagi!!!” Teriakku.
Ibu hanya tersenyum dan mendorongku lebih kuat lagi. Setelah bosan memainkan ayunan, aku ingin memainkan jungkat-jungkit dengan Ibu.
“Ehh?? Kenapa main sama Ibu?? Nanti berat sebelah lo??” Tanyanya
“ Tak apa bu, aku hanya ingin bermain bersamamu” Jawabku berlari menuju jungkat-jungkit. Saat berlari aku tak berhati-hati dan terjatuh..
“Ibu…Sakit…….Sakit….!!!” Teriakku menangis.
Ibu dengan cepat berlari dan menghamipiriku “ Yosh,,,Yosh,,,Jaangan nangis, lain kali hati-hati ya??”  Kata Ibu sambil mengelus kepalaku dengan tangannya yang hangat dan lembut…

_________

Kadang-kadang aku sering melawanmu hanya karena masalah sepele. Aku membentakmu dan memarahimu, nadaku bicara lebih tinggi dari nadamu bicara. Aku segera pergi dari rumah karena kesal, Aku takkan melupakan wajah sedihmu karena ulahku.

--------

Setelah menenangkan diri, kuperlahan berjalan sambil membuka pintu depan. Terlihat kau menyiapkan makanan kesukaanku, tanpa pikir panjang ku langsung menyantapnya. Perasaan bersalah tiba-tiba muncul, ingin aku meminta maaf tapi kata-kataku terpotong dengan kata-kata “Okaeri (Selamat datang)” dari bibirmu. Kuyakin pasti dapat mengatakannya suatu saat nanti.
______

Tak terasa kau lebih pendek dariku. Diwaktu sekarang ini apakah aku bisa menjadi orang yang mampu melindungimu seperti apa yang kau lakukan dulu?

Aku sudah membulatkan tekadku akan bicara padamu, dan pertama kali aku mengatakan impianku menjadi idol. Kau hanya terdiam ketika mendengarnya, tiba-tiba tanganmu mengelus pundakku dengan lembut dan berkata “ raihlah impianmu setinggi-tingginya…”.
Akupun melakukannya. Disaat aku hampir menyerah dengan impianku kau selalu menyemangati dan berkali-kali mendorongku. Aku tidak dapat menghitung berapa kali kau telah memberikan kebaikan mu padaku.
“Dan berkatmulah, aku bisa berada dipanggung seluas ini. Aku berjanji pada diriku sendiri, setelah konser. Aku akan mengatakan semua perasaanku padamu Ibu..” Kataku dalam hati sambil melihat Ibu. Ibu hanya tersenyum “Ah… Lagi-lagi Ibu mengeluarkan senyum indah itu…’’ Lanjutku dalam hati.
*SKIP*
Setelah konser selesai, Ibu pergi meninggalkan konserku. Aku segera pergi dari panggung mengambil bunga kesukaan Ibu yang sebelumnya kupersiapkan. Aku pergi menyusul Ibu, sambil berlari kupikirkan kata-kata yang tepat untuk Ibu. Ketika aku berlari entah kenapa langkahku terhenti… Terlihat seorang perempuan yang tergeletak lemah dijalan, darahnya berserakan kemana-mana. Tiba-tiba..
“DEGGG” Entah kenapa hatiku merasa sakit.
“ A-apa itu Ibu?? T-tidak mungkin, itu pasti orang lain” Gumamku berlari menghampiri Ibu sambil melepas bunga.
“H-hah?????? Itu IBUUUUUUU!!!!!!???????” Teriakku.
Entah kenapa tiba-tiba hatiku terus bertambah sakit. Perasaan bersalah menumpuk dan menumpuk dihati. Genangan air dari mataku tak dapat tertampung lebih banyak, Genangan air dari mataku tiba-tiba mengalir dengan deras.
“Ibu…I-ibu ayolah bangun, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Ibu bangunlah……” Kataku menangis
“I-ibu, inilah yang i-ingin kukatakan pada ibu. Kupikir ini sudah terlambat, t-tapi kumohon Ibu dengarkanlah dengan baik…., Kata-kata i-ini sudah kurangkai saat berlari kesini….”

 Maafkan aku Ibu yang selalu membentakmu dengan kata-kata kasarku, maafkan aku yang dulu tak selalu jujur dengan perasaanku sendiri. maafkan aku tak bisa menjadi seseorang yang mampu melindungimu sama seperti apa yang kau lakukan dulu.  Terimakasih telah melahirkanku… Terimakasih telah membesarkanku, hinggaku bisa menjadi seperti ini.  Terimakasih Ibu telah datang kekonserku, Aku sangat mencintaimu Ibu, aku sangat bersyukur menjadi anakmu. aku sangat senang ketika melihat senyummu. Apakah aku akan melihat senyummu untuk terakhir kalinya?”

-------

“…………………….dan a-aku bertanya-tanya Ibu, bagaimana raut wajahmu setelah aku mengatakan semua ini?”

~The End

Ayoo!!! Yang kedua orangtuanya masih lengkap, jangan dibentak-bentak ya. Harusnya disayang, misalnya kalo disuruh beli kecap ke warung sebelah jangan ngebentak gak mau beli, bilang aja “ya maaa” terus beli deh tuh kecap, kan sisa uangnya lumayan bisa dibeli’in jajan….
Sudah bilang I LOVE U ke mama belum??? He??? Masa bilang I LOVE U ke mama Cuma hari Ibu doang… Kalo bisa bilang setiap hari…
Kalau aku sih, belum sempat bilang t-tapi!!! Aku sering bilang ke Ayah,Adek,Kakak, Tetangga, Bibi Sayur, Pacar??? Eh???  P—p-pacar??? O///O Nauthor.. lupa kan Nauthor belum punya pacar…. Hehehe….. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar